Dalam rangka rangkaian kegiatan Hari Hepatitis Sedunia 2011, pagi ini (12/7) saya memberi keynote speach pada dua pertemuan ilmiah. Yang pertama adalah workshop “Pencegahan Hepatitis Di Kalangan Pekerja Kesehatan” yang diselenggarakan di RSCM oleh Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), dan Pokja Hepatitis Kementerian Kesehatan.
Kedua acara Roche Fair yang diselenggarakan bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia (PDsPatKlin) di Balai Kartini Jakarta. Kedua acara ini merupakan salah satu bentuk nyata dari kemitraan kalangan profesi kesehatan, Kementerian Kesehatan dan dunia usaha yang bertujuan meningkatkan pengetahuan kalangan kesehatan kita.
Penyakit Hepatitis sendiri memang merupakan masalah kesehatan penting di dunia. Data-data menunjukkan bahwa di dunia:
2 milyar penduduk dunia pernah terinfeksi oleh Virus Hepatitis B (HBV)
Sekitar 400 juta orang pengidap kronik hepatitis di dunia
Sekitar 250.000 orang pengidap kronik meninggal setiap tahun akibat Sirosis Hati dan Kanker Hati di dunia
170 juta penduduk dunia pengidap Virus Hepatitis C (HCV). Diperkirakan 350.000 orang di dunia meninggal akibat komplikasi dari Hepatitis C
Pada sidang WHA (World Health Assembly) ke-63 di Geneva, tanggal 20 Mei 2010, delegasi Indonesia yang diketuai oleh Ibu Menteri Kesehatan RI dan saya menjadi Alternate Head of Delegation, telah berhasil menjadi sponsor utama bersama Brazil dalam meng-gol-kan resolusi mengenai Hepatitis virus.
Ada dua hal penting dalam resolusi tersebut. Pertama, Hepatitis virus merupakan agenda prioritas WHO dan kedua, ditetapkannya tanggal 28 juli sebagai hari Hepatitis Sedunia. Inti dari dari resolusi tersebut adalah menyerukan semua negara di dunia supaya melakukan penanganan Hepatitis B secara komprehensif, dari pencegahan sampai pengobatan dan meliputi berbagai aspek termasuk surveilans dan penelitian. Penetapan hari Hepatitis Sedunia dimaksudkan untuk menciptakan dan memelihara kepedulian masyarakat terhadap Hepatitis virus di semua negara di dunia, baik oleh Pemerintah maupun masyarakat.
Tahun ini Indonesia memperingati Hari Hepatitis Sedunia ke-2 dengan tema “SAATNYA LAWAN HEPATITIS” dengan Sub tema : “Ketahui, cegah dan obati” dan “Hepatitis penyebab Kanker Hati dapat menyerang setiap orang”. Tema ini diambil dari World Hepatitis Alliance (WHA) 2011 yaitu “This is Hepatitis” dengan sub temanya : Know it. Confront it. Hepatitis affects everyone, everywhere.
Hepatitis B dapat ditularkan melalui jalur transmisi vertikal yaitu dari ibu kepada anak yang dilahirkan maupun jalur horizontal melalui transfusi darah, jarum suntik yang tercemar, jarum untuk tattoo yang tidak steril, hubungan seksual dan lain lain. Untuk memutus rantai penularan tersebut maka Pemerintah telah melakukan upaya pencegahan antara lain melalui :
Imunisasi Hepatitis B yang diberikan pada semua bayi, tanpa memandang status HBsAg ibu. Imunisasi Hepatitis B telah diintegrasikan dalam Program Imunisasi Nasional sejak tahun 1997 sesudah uji coba di pulau Lombok selama 4 tahun dari tahun 1986-1990, sedangkan program imunisasi Hepatitis B untuk bayi baru lahir diberikan sejak tahun 2003. Imunisasi hepatitis pada seluruh bayi ini diberikan secara cuma-cuma, dan merupakan salah satu prioritas program imunisasi di Indonesia.
Penapisan darah donor yang dilaksanakan oleh PMI sejak tahun 1992
▪ Surveilans Hepatitis C yang dilaksanakan sejak 1 Oktober 2007 sampai 15 Juni 2010 pada 21 Provinsi (53 RS Pemerintah dan Swasta, 47 Laboratorium Pemerintah dan Swasta, 27 Unit Transfusi Darah) didapatkan 17.777 penderita.
▪ Penyusunan Pedoman Pengendalian Hepatitis B (tahun 2011)
▪ Kajian Pengendalian Hepatitis B di DKI Jakarta (tahun 2012)
Data Indonesia sesuai hasil Riskesdas Biomedis tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi HBsAg positif sebesar 9.4%, ini menandakan bahwa Indonesia termasuk negara dengan tingkat endemisitas tinggi (>8%). Kita tentu memerlukan langkah-langkah terobosan untuk menekan angka tersebut. Salah satu cara adalah dengan pemberian catch-up immunization pada kelompok remaja dan dewasa. Pemberian imunisasi pada kelompok ini perlu didahului dengan skrining serologi untuk menghindari pemberian imunisasi yang tidak diperlukan. Resolusi WHA (World Health Assembly) 2010 memprioritaskan pemberian imunisasi pada kelompok ini, untuk pekerja kesehatan dan kelompok rentan.
Di Indonesia, Pemerintah belum memasukkan program imunisasi bagi kelompok remaja dan dewasa dalam program imunisasi nasional, artinya belum diberikan secara cuma-cuma. Tetapi, vaksin nya sudah tersedia dan masyarakat yang memerlukan, sesuai kriteria skrining seperti misalnya Anti HbS (-) dan,
HbsAG juga (-), apalagi jika tergolong kelompok rentan seperti petugas kesehatan dll, dapat menggunakannya. Beberapa kelompok pekerja, pekerja kesehatan dll,
kini sudah menerima imunisasi hepatits dewasa ini, a.l dengan kerjasama dengan pihak asuransi kesehatan atau kebijakan perusahaan tempat kerjanya.
Peringatan Hari Hepatitis Sedunia dapat digunakan untuk menyamakan persepsi dan menyusun langkah-langkah strategis dalam upaya pencegahan Hepatitis.
Prof dr Tjandra Yoga Aditama
SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL)
Kementerian Kesehatan RI