Hasil pemeriksaan medis RSUP Cipto Mangunkusumo Jakarta yang dilakukan oleh dokter forensik RSCM, dr. Wibisana Widiatmaka, SpF (K), berdasarkan pemeriksaan luar menyatakan bahwa tidak ditemukan tindak kekerasan.
Menteri Kesehatan dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH., Jumat sore, 10 September 2010 segera melayat jenazah JM (45 tahun) di RSCM, serta bertemu keluarganya (isteri almarhum)dan Direktur RSCM.
Menkes mengatakan bahwa tim dokter forensik RSCM sudah melakukan pemeriksaan luar terhadap jasad JM yang meninggal saat menghadiri open house di istana dan hasilnya tidak tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau anggota tubuh yang patah, ini menunjukkan JM meninggal bukan karena kekerasan atau terinjak. Pemerintah turut prihatin dan sampaikan rasa duka cita yang mendalam kepada keluarga atas kejadian yang tidak diinginkan, ujarnya.
JM sebagai anggota warga masyarakat ingin bersilaturahmi dengan Presiden. Acara silaturahmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merupakan acara tahunan yang digelar untuk memberikan kesempatan kepada warga masyarakat. untuk bersilataturahmi dengan Presiden di Istana Negara.
Animo masyarakat yang tinggi membuat warga harus antre untuk dapat memasuki Istana Negara. Presiden sesuai jadwal acara menerima warga masyarakat di open house istana dari pukul 15.00-17.00 WIB. Meskipun petugas keamanan telah berusaha menertibkan antrean, namun masyarakat tetap berdesakan untuk segera dapat bertemu dan bersilaturahim dengan Presiden. Salah seorang warga yang ikut mengantre adalah JM, beserta isterinya yang beralamat di Kampung Sukaraja, Jl. Gagap No. 46 Kota Wetan Garut. JM yang kelelahan kemudian pingsan.
Petugas medis yang siaga di Istana telah berusaha untuk membawa yang bersangkutan untuk dilakukan tindakan medis yang dibutuhkan. Berbagai upaya medis telah dilakukan tim medis untuk menolong jiwanya namun Allah menghendaki lain jiwanya tidak tertolong. Kemudian jenazahnya dikirim ke RSCM Jakarta.
Setelah dilakukan pemeriksaan di RSCM, jenazah JM kemudian diambil keluarganya untuk dimakamkan di Garut Jawa Barat.
Selain JM, ada seorang warga yang juga dilarikan ke rumah sakit. Ia menderita sesak napas karena berdesakan akhirnya dikirim ke RSUD Tarakan. Setidaknya ada 7 ambulans beserta tim medis yang disiagakan. Empat ambulans dari Dinkes DKI Jakarta sedangkan tiga ambulans dari PMI.