Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mendapat kepercayaan untuk menyelenggarakan The Sixth TEPHINET Southeast Asia and Western Pacific Biregional Scientific Conference tanggal 8-11 November 2011, di Nusa Dua Convention Center, Bali, Indonesia dengan tema “Global Surveillance Networking for Global Health”. Konferensi ini merupakan konferensi Tephinet pertama kali diselenggarakan di Indonesia dan penting karena dengan tingginya mobilitas penduduk antar negara dengan sarana transportasi modern, penyebaran penyakit menular antar Negara menjadi sangat cepat dalam hitungan jam. Hal itu tidak hanya menjadi masalah satu negara saja, namun menjadi masalah kesehatan dunia. Ancaman penyakit tidak hanya penyakit menular saja, tetapi juga penyakit akibat bencana. Sebagai salah satu contoh penyakit menular yang menyebar begitu cepat adalah H1N1. Contoh lain adalah radiasi nuklir di Jepang akibat gempa dan tsunami, yang kemungkinan terpapar radiasi dalam waktu cepat dapat secara alami melalui hasil pertanian dan aliran air laut. Disinilah peran surveilans menjadi sangat penting dalam jejaring kesehatan global. Surveilans sebagai pemain terdepan terhadap penyebaran penyakit menjadi ujung tombak terhadap pencegahan dan intervensi permasalahan kesehatan dunia. Hal itu disampaikan Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, MPH, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemkes kepada para wartawan di Jakarta, 25 Maret 2011 mengenai terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah Konferensi Tephinet. Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah melalui perjuangan panjang, dimulai penguatan sistem surveilans yang didukung dengan sumberdaya manusia bidang epidemiologi yang memadai. Untuk meningkatkan kapasitas tenaga epidemiologi, Kemkes bersama-sama dengan UI dan UGM melakukan revitalisasi program pendidikan FETP (Field Epidemiology Training Program) sejak 2008. Berkat perjuangan itu, saat ini FETP Indonesia telah masuk dalam jaringan epidemiologi global dan telah diakui/didaftar menjadi anggota TEPHINET (Training Programs in Field Epidemiology and Public Health Intervention Network), ujar Prof. Tjandra. TEPHINET adalah jaringan epidemiologi global yang bertujuan untuk menjaga kualitas pendidikan, meningkatkan kompetensi tenaga ahli kesehatan masyarakat secara berkesinambungan dalam bidang epidemiologi terapan untuk menjawab berbagai masalah kesehatan masyarakat. Anggota TEPHINET adalah FETP (Field Epidemiology Training Programme) dan FELTP (Field Epidemiology and Laboratory Training Programme) di seluruh dunia. Salah satu program reguler TEPHINET adalah mengadakan konferensi ilmiah, yang didesain untuk berbagi informasi dan pengalaman dalam bidang epidemiologi dan intervensinya. Konferensi semacam ini merupakan hal yang penting, karena mahasiswa dapat mengambil manfaat dari pengalaman mereka presentasi di khalayak internasional. Sedangkan tenaga kesehatan masyarakat dapat mengambil manfaat dalam membangun jejaring yang dapat diandalkan dalam menghadapi masalah kesehatan di negara masing-masing. Konferensi semacam ini juga memberikan kesempatan bagi siapapun yang menghadiri untuk belajar dari pengalaman orang lain memperoleh ide dan pengalaman baru.