Sidang Majelis Kesehatan Dunia atau World Health Assembly (WHA) digelar tanggal 15 -20 Mei 2011 di Kantor Pusat Organisasi Kesehatan Dunia, Jenewa, Swiss. Acara ini merupakan perhelatan besar/sidang tahunan membahas 16 topik yang selanjutnya akan diputuskan sebagai Deklarasi yang mengikat semua negara untuk melaksanakannya.
Hal itu disampaikan drg. Murti Utami, MPH, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan yang juga anggota delegasi RI dalam sidang WHA ke-64.
Ke-enambelas topik tersebut yang pertama adalah Pandemic influenza preparedness: sharing of influenza viruses and access to vaccines and other benefits. Topik ini sangat penting bagi Indonesia sebagai pemrakarsa dan salah satu leading country dalam isu ini.
Topik selanjutnya adalah Implementation of the International Health Regulations (IHR 2005) yang akan berlaku penuh tahun 2012. Topik ini membahas Report of the Review Committee on the Functioning of the International Health Regulations (2005) in relation to Pandemic (H1N1) 2009. Indonesia merupakan salah satu dari 29 member Review Committee yang menilai laporan WHO dalam mengatasi pandemi H1N1 2009 dan IHR.
Topik ke-tiga adalah Health-related Millennium Development Goals. Dalam topik ini dibahas dua isu utama yaitu Neglected Tropical Diseases dan Pneumonia.
Topik ke-empat yang dibahas adalah Health system strengthening yaitu penguatan sistem kesehatan terkait dengan rencana operasional, program, dan agenda politik.
Ke-lima membahas Global immunization vision and strategy yaitu visi dan strategi imunisasi global. Dalam kaitan ini, China, India, Indonesia dan Nigeria memulai dengan vaksin HIB serta menegaskan kembali bahwa imunisasi sebagai komponen utama pelayanan kesehatan dasar dan program Decades of Vaccine 2011 – 2020.
Ke-enam, Draft strategi WHO tentang HIV 2011 – 2015 dengan empat sasaran yaitu mengurangi infeksi baru, kasus anak, kematian dan TB HIV. Empat strategi tersebut adalah meningkatkan program, integrasi program lain, jaminan keberlanjutan dan hilangkan hambatan akses.
Ke-tujuh, pengendalian obat palsu dan obat sub standar.
Ke-delapan, eradikasi cacar air (smallpox eradication) pemusnahan stok virus cacar (variola) yang terdapat di USA dan Rusia.
Ke-sembilan, mekanisme pengendalian dan pencegahan kolera.
Ke-sepuluh, pengendalian malaria dengan meningkatkan program, mulai pengendalian vektor, diagnosis, masalah resistensi obat dan kemungkinan penggunaan vaksin malaria
Ke-sebelas, membahas eradikasi penyakit dracunculiasis bersama penyakit polio yang akan dieradikasi dari muka bumi.
Ke-duabelas, membahas pengendalian dan pencegahan penyakit tidak menular melalui berbagai pertemuan internasional di Jakarta, Moskow, dan lain-lain.
Ke-tigabelas, membahas rencana implementasi gizi pada bayi, anak dan ibu.
Ke-empatbelas, membahas pencegahan kecelakaan pada anak. Di dunia setiap tahunnya terdapat 830.000 anak meninggal karena kecelakaan, artinya di dunia sekitar 2.000 keluarga kehilangan anaknya setiap hari.
Ke-limabelas, membahas strategi manajemen keamamanan air minum untuk konsumsi manusia.
Ke-enambelas, membahas risiko kesehatan anak muda karena di dunia terdapat 1,822 milyar anak muda usia 10 sampai 24 tahun, dan dari jumlah itu 2,6 juta anak muda meninggal setiap tahun.
Pada sidang WHA ke-64 tahun ini delegasi RI dipimpin oleh Menteri Kesehatan, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH dengan anggota Kepala Perwakilan Tetap RI untuk PBB di Jenewa/Duta Besar Dian Triansyah Djani; Direktur Jenderal P2PL, Prof. Tjandra Yoga Aditama; Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan, dr.Supriyantoro; Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Hubungan Kerjasama Internasional dan Kelembagaan, Drs. Bambang Guritno, MIA; Deputi Badan POM Dra.Lucky Slamet; Direktur Penanggulangan Penyakit Tidak Menular dr.Azimal; Kepala Pusat Kerjasama Luar Negeri, Dra. Niniek K. Naryatie; dan Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian, Drs.Bahdar J.Hamid.