Menteri Kesehatan, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. Ph melakukan Pemancangan Tiang Pertama Pembangunan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (National Brain Centre Hospital) di Jakarta.
Dalam sambutannya Menkes mengatakan, Kementerian Kesehatan membangun Rumah Sakit Pusat Otak Nasional ini untuk menanggulangi permasalahan otak dan saraf (neurologi). Masalah otak dan saraf dapat menjadi masalah kesehatan nasional yang serius dan berdampakbanyak. Saat ini di Indonesia belum ada Pusat penanganan otak dan saraf tersendiri, terpadu dan komprehensif berbasiskan pada bukti (evidence base medicine) dan mampu bersaing secara global.
Menkes mengatakan, dengan bertambahnya usia harapan hidup di Indonesia, akan timbul masalah baru yaitu proses penuaan otak dan jaringan saraf. Hal ini akan menjadi masalah nasional jika tidak diantisipasi. Belakangan, masalah kesehatan otak dan saraf di Indonesia semakin kompleks dengan jumlah kasus yang semakin meningkat.
Berdasarkan pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan utama di hampir seluruh RS di Indonesia yaitu sebesar 15.4%. Angka kejadian stroke meningkat dari tahun ke tahun. Demikian pula dengan penyakit neuro-degeneratif dan metabolik seperti demensia, gangguan fungsi eksekutif, keseimbangan, koordinasi, rasa tidak nyaman fungsi sensorik pada ektrimitas memperlihatkan tren peningkatan. Masalah otak dan saraf yang cukup memprihatinkan adalah semakin tingginya angka kejadian trauma kepala dan tulang belakang akibat kecelakaan lalu lintas. Prevalensi cidera kepala dan tulang belakang mencapai 7,5% dari total populasi.
Masalah neurologi lain adalah terjadinya peningkatan kasus neuro-infeksi pada otak dan persarafannya. Menkes mencontohkan meningitis/meningoensefalitis tuberculosis, bakteri non spesifik, jamur dan juga meningkatnya kejadian ODHA (orang dengan HIV/AIDS) dengan manifestasi awal dan lanjut pada otak dan saraf. Tumor otak dan medula spinalis juga menunjukkan kecenderungan yang meningkat. Jumlah kasus penderita kejang dan epilepsi yang tinggi dengan fenomena gunung es sebagai akibat stigma dalam masyarakat. Selain itu masih tingginya angka kecacatan pada anak baru lahir atau gangguan pada perkembangan fungsi otak dan saraf, tambah Menkes.
Salah satu aspek yang akan dilayani Rumah Sakit Pusat Otak Nasional yakni pelaksanaan brain check up yang komprehensif. Brain check up bisa menjadi salah satu standar pemerikasaan kesehatan sehat, kata Menkes.
Menkes berharap, secara substansi kualitas Rumah Sakit Pusat Otak Nasional akan berdiri sebagai Center of Excellent. Di dalam RS ini terdapat Advance Clinical; Restoration & Rehabilitation; Education & Training; Basic Clinical & Comprehensive Research; Product Development; dan Community Policy Development.
“Konsep tersebut diharapkan menyatu dalam proses pelayanan, pendidikan dan penelitian yang menjadi misi utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, sehingga bisa bersaing di tingkat global”, ujar Menkes.
Beberapa program pelayanan unggulan di RS ini meliputi Pusat pelayanan stroke terpadu; Pusat pelayanan brain check up terpadu; Pusat pelayanan Trauma Serebro Spinal Terpadu; Pusat pelayanan gangguan memori dan neurobehavior terpadu; Pusat pelayanan infeksi SSP dan HIV terpadu; Pusat pelayanan epilepsi terpadu; Pusat pelayanan neuro onkologi terpadu; dan Penelitian neuroscience (Basic dan Clinical) di pelayanan unggulan terpadu.
Menkes berharap, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional dapat menjadi inspirator bagi pihak swasta untuk membangun fasilitas serupa di wilayah lain, mengingat masih besarnya potensi pasar yang ada yang tidak akan sanggup hanya ditanggung oleh pemerintah. Selain itu Rumah Sakit Pusat Otak Nasional diharapkan mampu membangun jejaring kerjasama dengan semua pihak baik di dalam maupun di luar negeri dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan otak dan saraf di Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut Menkes berterima kasih kepada Kementerian Keuangan RI yang telah memberikan sebidang tanah seluas ± 1.2 ha kepada Kementerian Kesehatan sebagai tempat berdirinya Rumah Sakit Pusat Otak Nasional dan juga memberikan persetujuan kontrak tahun jamak (multi years) untuk pembangunan rumah sakit. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Badan Narkotika Nasional beserta seluruh jajarannya yang telah membantu Kementerian Kesehatan RI dalam pengosongan lahan.