Indonesia menjadi 1 dari 11 negara South East Asia Regional Office (SEARO) yang berhasil menerima sertifikat Bebas Polio dari World Helath Organization (WHO). Sertifikat tersebut diterima olah Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan RI yang diwakili oleh Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung, dr. H.M. Subuh, MPPM, pada acara Polio-Free Certificate Signing Ceremony bertempat di Conference Hall WHO, South-East Asia Regional Office (SEARO), New Delhi, India (27/4).
Negara SEARO lain juga menerima langsung sertifikat ini, antara lain: 1) Zahir Maleque (Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga Bangladesh); 2) Lyonpo Tandin Wangchuk (Menteri Kesehatan Miyanmar); 3) Dr Kang Ha Guk (Menteri Kesehatan Korea Selatan); 4) Ghulam Nabi Azad (Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India); 5) Dr Mariyam Shakeela (Menteri Kesehatan Maladewa); 6) Khaga Raj Adhikara (Menteri Kesehatan dan Populasi Nepal); 7) Prof Pe Thet Khin (Menteri Kesehatan Myanmar), dan para pejabat lain yang berwenang dari masing-masing negara.
Acara ini juga dihadiri oleh President of Global Development Programme Bill and Melinda Gates Foundation, Dr Chris EliasDr; Chairman International Polio Plus Committee Rotary International, Robert Scott; Director Centers for Disease Control and Prevention US-CDC, Dr Tom Frieden; GAVI Alliance, Dr Ranjana Kumar; Ketua SEA-RCCPE, Dr. Supamit Chunsuttiwat; perwakilan WHO semua negara anggota SEARO, termasuk WHO Representative to Indonesia; Dr Khanchit Limpakanjanarat.
Dalam sambutannya, WHO SEARO Regional Director, Dr. Poonam Singh, mengatakan bahwa setelah pemberian sertifikat ini bukan berarti Indonesia menurunkan upaya untuk mengimunisasi anak-anak dan melakukan surveilens AFP, tetapi sebagai satu langkah untuk terus meningkatkan cakupan imunisasi dan penguatan surveilen AFP. Indonesia juga akan terus meningkatkan cakupan imunisasi polio, termasuk proses perubahan vaksin ke arah B-OPV dan IPV, serta terus menjamin terlaksananya surveilans AFP diseluruh Indonesia, sehingga seluruh dunia benar-benar terbebas dari polio sebagai penyakit kedua setelah cacar yang telah dieradikasi di muka bumi.
Mengenai penyakit polio, melalui surat elektroniknya, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan menyatakan bahwa virus polio liar terakhir yang berhasil diisolasi di Indonesia pada tahun 1995, yaitu tipe 1 di Provinsi Jawa Timur, dan tipe 3 di Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan antara tahun 2005–2006 pernah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) virus polio tipe 1 impor yang berasal dari Timur Tengah.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.iddanemail kontak@depkes.go.id.