Ratusan orang berkaos ungu bertuliskan ‘Jangan Maklum dengan Pikun’ berkumpul di area Car Free Day, Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, (21/9). Mereka melakukan jalan santai dalam rangkaian Kampanye Bulan Alzheimer Dunia. Sejak tahun 1994, September telah ditetapkan sebagai Bulan Alzheimer Dunia. Sebuah kampanye internasional untuk meningkatkan kepedulian terhadap salah satu kasus demensia yang paling umum. Sedangkan Hari Alzheimer Sedunia telah ditetapkan pada tanggal 21 September.
Menkes dr. Nafsiah Mboi, Sp.A., MPH yang hadir pada kegiatan ini menyatakan bahwa rencana nasional untuk pencegahan Demensia Alzheimer harus dilakukan melalui pendekatan multi-sektoral. “Ini bukan kerja sendiri, karenanya semua harus turun tangan,” ujar Menkes.
Lebih lanjut, Menkes mengimbau agar para generasi muda tidak menganggap kepikunan sebagai penyakit yang bisa dimaklumi.
“Menyakitkan jika generasi muda menyebut kepikunan sebagai hal yang ‘maklum’. Mari, sejak dini kita ajak orangtua kita hidup sehat. Alzheimer bisa dicegah, dihambat, dan diobati,” tambahnya.
Demensia, khususnya Alzheimer masih menjadi penyakit yang kerap menyerang para Lansia. Alzheimer bisa menyebabkan pikun level akut. Pada tingkat yang sudah parah, penderita bisa tidak mengenali keluarganya dan kesulitan dalam mengontrol emosi.
Memang belum banyak yang mengenal penyakit alzheimer, apalagi gejalanya. Penyakit ini merupakan gangguan pada otak yang menyebabkan penurunan daya ingat hingga kemampuan mental. Penyakit ini banyak diderita oleh mereka yang berusia di atas 65 tahun.
Senada dengan Menkes, Direktur Eksekutif Alzheimer Indonesia, DY Suharya, mengatakan bahwa memang, masih banyak orang yang tidak paham soal alzheimer lebih dikarenakan kurangnya informasi soal penyakit tersebut. Suharya berharap organisasinya bisa bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat dan daerah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat soal alzheimer.
Sesungguhnya gejala Alzheimer bisa dikenali sejak dini. Setidaknya ada 10 gejala yang bisa diperhatikan. Jika salah satu atau lebih dari gejala ini ditemukan pada diri kita arau keluarga, jangan lagi berkata “maklum”. Segeralah melakukan pemeriksaan ke dokter.
Gejala Alzheimer ditandai dengan gangguan daya ingat, sulit fokus, sulit melakukan kegiatan familiar, disorientasi, sulit memahami visuospasial, gangguan komunikasi, meletakkan barang tidak pada tempatnya, salah membuat keputusan, menarik diri dari pergaulan, dan perubahan perilaku dan kepribadian.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline