Mengutip data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013) prevalensi nasional Hipertensi adalah 25.8%. Dari jumlah tersebut, hanya sepertiganya yang terdiagnosis atau mendapat treatment untuk minum obat. Sisanya, sebanyak dua per tiga tidak terdiagnosis apalagi tidak minum obat.
Demikian pernyataan Direktur Jenderal Pencegahand an Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, dr. H. Mohamad Subuh, MPPM pada kegiatan Temu Media bertajuk “Ketahui Tekanan Darahmu” di Kantor Ditjen P2P Kemenkes RI di Kawasan Percetakan Negara, Jakarta Pusat, Senin siang (16/5). Kegiatan temu media tersebut diselenggarakan sehari menjelang peringatan Hari Hipertensi Sedunia yang diperingati setiap tanggal 17 Mei setiap tahunnya.
“Ini merupakan ancaman yang tersembunyi, karena sebagian besar penderita Hipertensi tidak menyadari bahwa dirinya menderita Hipertensi, apalagi mencari atau mendapatkan pengobatan”, tutur dr. Subuh.
Dalam kesempatan tersebut, dr. Subuh menambahkan bahwa hipertensi berkaitan dengan kematian akibat stroke dan penyakit jantung koroner.
Menanggapi pernyataan audiens bahwa Hipertensi merupakan penyakit para orang tua, dr. Subuh menyatakan bahwa bukan hanya orang tua yang harus waspada, karena saat ini Hipertensi banyak ditemukan pada kelompok usia di bawah 40 tahun.
Berdasarkan kelompok umur penderitanya, prevalensi Hipertensi pada umur >75 tahun adalah 63.8%; umur 65-74 tahun adalah 57.6%; umur 55-64 tahun adalah 45.9%; umur 45-54 tahun adalah 35.6%; umur 35-44 tahun adalah 24.8%; umur 25-34 tahun adalah 14.7%; dan umur 15-24 tahun adalah 8.7%.
Sedangkan prevalensi Hipertensi berdasarkan jenis kelamin, pada laki-laki adalah 22.8% sedangkan pada perempuan cenderung lebih tinggi yaitu 28.8%.
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa lebih dari satu milyar orang di dunia menderita hipertensi, dua per tiga diantaranya berada di negara berkembang yang berpenghasilan rendah sampai dengan sedang. Hipertensi telah mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap tahun, 1, 5 juta kematian terjadi di Asia Tenggara.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.