Menkes Nila F. Moeloek menerima penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) atas rekor Edukasi dan Skrining Tuberkulosis secara Serentak di Lokasi dan Peserta Terbanyak pada Sabtu (1/4), di Gedung Balai Kota DKI Jakarta. Penghargaan diberikan pada puncak peringatan Hari TB Sedunia dengan tema Gerakan Masyarakat Menuju Indonesia Bebas Tuberkulosis.
Edukasi dan skrining TB dilakukan dengan gerakan Ketuk Pintu. Gerakan ini sudah dicanangkan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Maret 2015, sejak saat itu kegiatan mengetuk satu-per satu rumah penduduk telah dilaksanakan di banyak tingkat desa dan kecamatan. Setiap tahun gerakan Ketuk Pintu semakin ditingkatkan dan digalakkan untuk memperkuat penemuan kasus TB secara aktif atau active case finding. Tahun ini pogram ketuk pintu berhasil memecahkan rekor MURI.
Tahun 2017, kegiatan Ketuk Pintu telah dilaksanakan serentak di 34 Provinsi. Pada tanggal 6-20 Maret 2017 para Kader Kesehatan dibantu LSM, tenaga kesehatan dan organisasi masyarakat lainnya melakukan kegiatan Ketuk Pintu. Tujuannya tidak lain lagi untuk meningkatkan cakupan penemuan kasus TB secara aktif dan masif melalui pendekatan keluarga.
Pelaporan sampai tanggal 27 Maret 2017 telah berhasil diketuk 565.798 rumah. Dari kunjungan ketuk pintu ini, telah berhasil dilakukan skrining dan edukasi TB pada 1.590.529 orang dan ditemukan terduga TB 91.049 orang, sebanyak 4.950 orang di antaranya terkonfirmasi TB. Capaian ini telah memecahkan rekor ketuk pintu MURI yang menargetkan 500.000 rumah.
Bila dibandingkan dengan insiden pada keseluruhan masyarakat yang dilaporkan sebesar 395/100.000 (WHO Global Report 2016), hal ini menunjukkan bahwa pendekatan melalui Ketuk Pintu sangat efektif untuk capaian Case Detection Rate (CDR) di atas 70%.
Kegiatan Ketuk Pintu merupakan gerakan yang selaras dengan GERMAS dan Pendekatan Keluarga Sehat. Kedepannya gerakan ini akan menjadi suatu kegiatan terpadu dan semakin memperkuat Keluarga Sehat.
Menkes RI, Nila Moeloek mengapresiasi dimulainya upaya terobosan pada peringatan Hari TB Sedunia tahun 2017. Menkes berharap Gerakan Ketuk 500.000 Pintu ini bisa memperkuat Pengendalian TB dan Pendekatan Keluarga.
Menkes berharap kegiatan Ketuk Pintu ini akan dilaksanakan dengan intensif, berkesinambungan dan penuh semangat di seluruh Indonesia untuk mendeteksi TB dan masalah kesehatan lain dilanjutkan dengan pengobatan TB dan tindakan lain yang diperlukan.
“Ketuk dan temukanlah terduga TB sebanyak banyaknya dan temukan juga masalah kesehatan lain lalu obati sampai sembuh guna mewujudkan Indonesia Bebas TB 2035,” tegas Menkes.
Pengobatan TB
Pengobatan TB yang standar juga sangat penting. Sebab pengobatan yang tidak tepat dapat mengakibatkan timbulnya TB resisten obat yang bisa menghambat terwujudnya eliminasi TB di Indonesia.
Pengobatan TB resisten obat memakan waktu lama, dapat menimbulkan berbagai efek samping, serta memerlukan pembiayaan yang berlipat ganda dibandingkan dengan pengobatan TB sensitif obat. Selain itu, beban sosial ekonomi pasien, keluarga, masyarakat dan negara akan meningkat bila jumlah pasien kebal obat TB terus meningkat.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarskat Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223003, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI
drg. Oscar Primadi, MPH