Madinah, 12 September 2017
Bagi jemaah haji yang tiba di Madinah pasca arafah, musdalifah dan mina ( Armina), dihimbau untuk fokus menjaga kesehatan diri, apalagi setelah menyelesaikan ibadah utama wukuf, mabit, melempar jumrah dan tawaf ifadhah maupun tawaf wada di Masjidil Haram, Makkah Al Mukaramah yang menguras tenaga, apalagi bagi jemaah risiko tinggi (risti).
Demikian harapan PJ Tim Promotif dan Preventif (TPP) Madinah PPIH Arab Saudi, Muhammad Latu Achmadi, menanggapi bergesernya 16 kloter jemaah haji dari Makkah ke Madinah hari ini, 12 September 2017, di Madinah.
Selanjutnya, Latu mengatakan akan memberi perhatian khusus kepada jemaah haji yang menempati pondokan di luar Markaziah, pertimbanganya karena jemaah haji akan membutuhkan banyak aktifitas fisik dengan berjalan kaki ketika akan beribadah ke masjid Nabawi.
“Promotif dan preventif lebih memberi perhatian khusus kepada pondokan di luar Markaziah, sehingga dapat meminimalisir kemungkinan buruk bagi jemaah haji, termasuk akibat kelelahan dan sengatan sinar matahari langsung. Apalagi saat ini, sebagian besar jemaah haji berasal dari jemaah risti”, kata Latu.
Namun demikian, lanjut Latu, pondokan yang berada dalam Markaziah dan pelataran masjid Nabawi juga mendapat prioritas, karena hampir sebagian besar jemaah haji akan berkumpul dan hilir mudik di pelataran masjid Nabawi ini.
“Harapannya, sebagian besar jemaah haji terpapar edukasi, sehingga dapat mengurangi kemungkinan risiko buruk jemaah haji Indonesia, terutama yang risti”, jelas Latu.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH