Kesehatan lingkungan pada kondisi pasca banjir, perlu diperhatikan. Untuk itu sub klaster kesehatan melakukan upaya tanggap darurat bencana banjir bandang di Kabupaten Bima.
Tim Kesling yang terdiri dari Direktorat Kesling Kemenkes, Kantor Kesehatan Pelabuhan Mataram dan Organisasi Profesi HAKLI Kab. Bima menyisir lokasi pengungsian dan pemukiman di wilayah Timur dan Barat. Kegiatan ini dilakukan untuk melakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL).
Berdasarkan hasil IKL diketahui sebanyak 5.960 jiwa mengungsi di beberapa masjid di Kec Raba, Kec. Mpuda, dan Kec. Rasanae Barat.
Sementara itu secara umum lokasi permukiman di kota Bima terdampak banjir. Hingga saat ini hanya tinggal lumpur dengan ketebalan +/- 10 cm.
Hasil IKL menunjukkan kualitas air bersih baik, tidak berbau dan jernih. Meski demikian secara kuantitas masih belum terpenuhi dikarenakan pompa air yang menggunakan listrik belum normal karena listrik masih mati/hidup.
Sejauh ini perkembangbiakan vektor lalat masih belum mengkhawatirkan. Kepadatan lalat masih sedikit di lokasi pengungsian walaupun ada penumpukan sampah.
Petugas Puskesmas mengedukasi para pengungsi agar sampah tidak dibuang sembarangan tetapi harus ditampung dikarung dan selalu berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Selain itu masyarakat diimbau untuk selalu menjaga kesehatan lingkungan.
Untuk mencegah terjadinya leptospirosis yang disebabkan oleh kencing tikus, masyarakat perlu mencuci alat makan dan minum menggunakan air bersih yang sudah didisinfeksi menggunakan kaporit.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021)5223002, dan alamat email kontak@kemkes.go.id