Batang Hari merupakan salah satu kabupaten dari 11 kabupaten dan kota di Provinsi Jambi. Kabu- paten ini memiliki penduduk berjumlah 264.741 jiwa yang dilayani oleh 17 Puskesmas Induk, 60 Puskesmas Pembantu, 60 Pos Kesehatan Desa serta dua Rumah Sakit, yang tersebar di 8 Keca- matan, 110 desa, dan 14 kelurahan. Di antara penduduk tersebut, terdapat Komunitas Adat Terpencil/ Masyarakat Terasing (KAT) yaitu Suku Anak Dalam (SAD) berjumlah 926 KK yang tersebar di empat lokasi. Mereka memiliki permasalahan sosial yang kompleks seperti kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan. SAD memiliki keyakinan bahwa penyebab sakit itu adalah roh jahat dan guna-guna manusia. Orang yang sakit akan diobati oleh orang pintar (dukun) dengan teknik tradisional termasuk ritual “besale” untuk mengobati orang yang sakitnya sangat parah.
Pembinaan dan pelayanan kesehatan pada SAD melalui Team Mobile dimulai sejak tahun 2006. Inovasi ini mendekatkan pelayanan kesehatan kepada SAD menggunakan mobil melalui jalan yang terjal dan belum beraspal. Petugas membawa keperluan sehari-hari seperti pasta gigi, biskuit, dan mie instan.
Strategi meliputi identifikasi masalah, koordinasi formal dan informal, dan mini lokakarya di Puskesmas, dan sinergi semua pemangku kepentingan.
Sebelum inovasi, SAD belum terjangkau pelayanan kesehatan. Setelah inovasi, pelayanan kesehatan dilakukan ke lokasi permukiman mereka mengggunakan mobil pelayanan, penyembuhan menggunakan obat-obatan dan pelayanan memanfaatkan praktek medis modern.
SAD memahami konsep pola hidup sehat, bahayanya ancaman penyakit, pentingnya penyembuhan menggunakan obat, dan memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan. Angka kejadian penyakit menurun.
Kualitas kesehatan dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan meningkat. Masyarakat SAD kini berbaur dan membuka diri dengan masyarakat sekitar. Kepercayaan kepada petugas pelayanan kesehatan dan pemerintah mulai tumbuh.
Komitmen pemerintah, upaya mendatangi komunitas yang membutuhkan, dukungan sarana yang mendukung, serta pendekatan budaya yang baik menjadi kunci sukses inovasi ini.
Sumber: sinovik.menpan.go.id