Jakarta, 30 Oktober 2017
Masyarakat diupayakan mendapatkan makanan berkualitas mulai dari penanaman atau peternakan hingga di atas piring. Perlu banyak pengetahuan yang terintegrasi untuk mendapatkan pangan berkualitas tersebut.
“Yang menjadi tantangan berat dunia adalah bagaimana caranya memberi makan 9 miliar penduduk di dunia pada 2050 dengan makanan yang berkualitas. Dalam upaya mencukupi pangan, terkadang kita sendiri sebagai penyebab kerusakannya,” kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Puan Maharani dalam laporannya pada pembukaan Asia Pacifik Food Forum di Jakarta, Senin (30/10).
Pengetahuan terintegrasi perlu dimiliki oleh seluruh kalangan, terutama pemerintah, perusahaan, akademisi, dan masyarakat sipil. Forum ini memberi kesempatan bagi para pemangku kepentingan untuk saling bertukar ide, riset, kegiatan praktis, dan mencari solusi terkait permasalahan pangan.
Pemerintah Indonesia terus memastikan peningkatan kualitas pangan di antaranya melalui distribusi dan stabilisasi harga. Hal tersebut sejalan dengan inisiatif Presiden Joko Widodo terkait ketahanan pangan dan perbaikan status gizi masyarakat Indonesia.
Forum ini dihadiri oleh lebih dari 700 peserta dari negara di kawasan Asia Pasifik. Indonesia menjadi fasilitator acara ini merupakan bentuk sikap pemerintah yang terbuka dan serius untuk mencari solusi atas permasalahan pangan yang dihadapi di Indonesia.
Permasalahan konversi lahan pertanian karena kepentingan individu misalnya, menjadi penyebab berkurangnya produksi pangan di Indonesia. Melalui forum ini, diharapkan pemahaman kolektif dapat dicapai untuk mengatasi masalah pangan di Indonesia.
Selain itu, Presiden EAT Foundation, Gunhild Stordalen mengatakan kita perlu memiliki banyak pengetahuan yang terintegrasi dengan alam untuk mendapatkan pangan yang berkualitas. Tetapi di sisi lain masih memiliki kegagalan.
“Ini tanda bahaya, kita baru mendapat peringatan dari PBB bahwa kasus kelaparan di dunia muncul lagi karena adanya perubahan iklim dan konflik antar bangsa,” kata Stordalen.
Dia menambahkan, perlu adanya masyarakat sipil yang menuntut perkembangan kualitas pangan. Di samping itu, forum pangan ini menggabungkan semua tokoh bergabung dalam satu forum, sehingga menjadi kesempatan untuk mengetahui masalah serta solusi dari negara di kawasan Asia Pasifik.
Indonesia terus mendukung upaya pengembangan inovasi pangan. Melalui forum ini, diharapkan ada fpenyampaian hasil riset, pertukaran gagasan antar stakeholder skala nasional maupun internasional.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567,SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
Oscar Primadi