Jakarta, 16 Mei 2018
Gizi masyarakat Asmat secara umum sudah membaik selama dikirimnya tim Flying Health Care (FHC) oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Berbagai upaya pemulihan dan pemantauan terus dilakukan melalui skrining gizi, pemberian makanan tambahan bagi bayi dan ibu hamil, dan sosialisasi serta edukasi terkait gizi kepada masyarakat.
Setiap tim FHC memiliki strategi sendiri dalam melakukan pemantauan gizi masyarakat. Di Kampung Suru Suru, Distrik Sawaerma misalnya, tim FHC yang bertugas di sana membuat Pojok Gizi di Puskesmas.
Fungsinya kurang lebih sama dengan apa yang dilakukan oleh tim FHC lainnya dalam melakukan pemantauan gizi masyarakat, yakni konseling, sosialisasi, dan edukasi tentang gizi ibu dan anak.
Berdasarkan laporan dari petugas tim FHC, nampak dua petugas tengah memberikan edukasi tentang gizi kepada seorang ibu yang tengah menggendong anaknya. Sang ibu nampak antusias berkomunikasi dengan petugas itu.
Petugas tersebut mengatakan bahwa sumber gizi bisa didapatkan dari makanan lokal, seperti telur, nasi, dan sayur-sayuran. Namun hal yang sebenarnya harus diperhatikan adalah pola hidup sehat. Misalnya, cuci tangan sebelum makan, dan mengolah makanan dengan baik.
Sebelumnya, pojok gizi atau fasilitas lain yang berfungsi memberikan pemahaman tentang gizi tidak tersedia di kampung itu. Kini dengan adanya pojok gizi, diharapkan pemahaman masyarakat akan gizi menjadi lebih meningkat.
Para tenaga kesehatan pun menjadi lebih mudah dalam melakukan pemantauan gizi masyarakat. Sehingga ketika tim FHC berakhir, kegiatan pojok gizi bisa dilanjutkan oleh tenaga kesehatan setempat.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM