Makkah, 1 Agustus 2018
Sampai dengan tanggal 1 Agustus 2018 Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah merawat 25 jemaah. Mayoritas yang dirawat adalah karena sesak napas dan badannya lemah karena kurang minum dan malas makan.
“Mayoritas yang dirawat adalah karena sesak napas, kurang minum dan malas makan. Ketika datang ke UGD, jemaah dalam keadaan lemah dan saat ini sedang kita tangani,” jelas Direktur KKHI Makkah dr. Nirwan Satria Sp.An.
Nirwan menyampaikan jemaah haji Indonesia banyak yang berisiko tinggi. Oleh karenanya jemaah dimbau untuk menjaga kesehatannya.
“Jagalah fisiknya. Caranya, jangan malas minum, makan tepat pada waktunya, kurangi beraktivitas di luar dengan aktivitas yang tidak penting. Karena haji itu adalah wukuf di Padang Arafah maka kita siapkan fisik untuk menyambut wukuf pada saatnya nanti,” terang Nirwan.
Menurut Nirwan, suhu di Arab Saudi sangat ekstrim. Maka jemaah perlu melengkapi dirinya dengan alat pelindung diri (APD).
“Siang hari bisa 46 derajat celcius. Sehingga kita melindungi jemaah dengan membagikan alat pelindung diri. Tim promotif preventif (TPP) kita ada di garda depan untuk membagikan alat-alat seperti masker, payung, semprotan wajah,sehingga jemaah kita tidak kekurangan cairan,” ujarnya.
Nirwan mengingatkan, suhu panas dan kekurangan cairan dapat menyebabkan jemaah terserang heatstroke, dengan gejala suhu badan tinggi, kesadaran mulai berubah, dan bicara sendiri, sampai tidak sadar diri, maka teman yang paling dekat dengan jamaah harus segera membantunya.
“Kalau ada jemaah kita yang kena heatstroke, dibantu dengan membaringkan jamaah, melonggarkan semua pakaian, dan menyiram tubuhnya dengan air sebanyak-banyaknya sehingga suhunya bisa turun. Bila kesadaran sudah kembali, maka diberi minum,” jelas Nirwan.
Nirwan juga meminta agar jemaah jangan malas minum karena takut ke toilet.
“Kelembaban di sini sangat rendah maka tanpa mereka sadari sesungguhnya kekurangan cairan. Jadi jemaah tidak perlu takut. Minumlah yang banyak karena di sini tidak susah untuk mendapatkan air,” tegasnya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(gi)
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM