Jakarta, 13 Juni 2019
Intervensi gizi dengan Formula Ready to Use Therapeutic Foof (RUTF) dapat menurunkan kejadian balita kurus secara bermakna sebesar 36% dan sangat kurus sebesar 58%. Hal tersebut dibuktikan dari hasil penelitian Profesor Riset Bidang Makanan dan Gizi Dr. Astuti Lamid, MCN tentang Pengembangan Formula Ready To Use Therapeutic Food (Rutf) Untuk Penanganan Balita Wasting Di Puskesmas.
RUTF merupakan makanan pemulihan untuk balita sangat kurus (wasting) yang berupa makanan padat, bentuk pasta diperkaya dengan zat gizi berupa vitamin dan mineral. RUTF digunakan dalam program perawatan, baik rawat inap atau rawat jalan, dan untuk balita yang datang ke pusat pelayanan kesehatan.
Astuti mengatakan RUTF telah digunakan di Malawi, Afrika, India dan negara lainnya untuk menanggulangi balita sangat kurus.
“Intervensi dengan RUTF dapat menurunkan kejadian balita kurus secara bermakna sebesar 36% dan sangat kurus sebesar 58%. Keunggulan lain RUTF dibandingkan Formula-100 adalah, satu, mengurangi efek pelarutan dengan air sehingga mengurangi risiko tercemar mikroorganisme; dua, zat gizi lengkap karena diperkaya dengan vitamin dan mineral; tiga, merupakan makanan instan yang tidak memerlukan preparasi, tahan terhadap pertumbuhan mikroorganisme, dan dapat disimpan lama; empat, densitas energi lebih tinggi dari pada Formula-100,” katanya saat orasi ilmiah hasil penelitiannya, Kamis (13/6) di gedung Kemenkes, Jakarta.
Uji efikasi RUTF dilakukan untuk menilai efektivitas pemberian RUTF lokal dalam meningkatkan asupan gizi, status gizi, dan kesehatan balita sangat kurus. Satu paket RUTF lokal per 100 gram diujikan kepada balita sangat kurus di Kabupaten Bogor dan Subang. Setelah 3 bulan terjadi kenaikan status gizi yang signifikan.
Efektivitas RUTF lebih baik dibandingkan Formula100 dalam meningkatkan asupan zat gizi balita sangat kurus. Pengujian dilakukan dengan pemberian RUTF dan Formula-100, hampir semua asupan zat gizi (Energi, Protein, Vitamin A, Besi dan Zinc) dari RUTF dan Formula-100 pada awalnya kurang dari 70% AKG, namun pada akhir penelitian asupan zat gizi meningkat melebihi 100% AKG untuk zat gizi dari RUTF.
“Dilihat dari rerata asupan vitamin A dan besi, kelompok RUTF lebih tinggi asupannya secara signifikan dibandingkan dengan kelompok Formula-100. Dari aspek penyakit yang dialami balita sangat kurus, penyakit yang dominan diderita adalah ISPA. Penurunan kasus ISPA terbanyak pada kelompok RUTF,” kata Astuti.
Kepatuhan mengonsumsi formula makanan baik Formula-100 dan RUTF lokal hampir sama sekitar 50%- 60%. Keunggulan RUTF lokal yang lain adalah cara pemberiannya praktis tidak perlu diseduh dengan air panas. Beberapa penelitian di negara Afrika menunjukkan RUTF berhasil memulihkan status gizi balita kurus maupun balita sangat kurus.
RUTF yang menggunakan bahan makanan lokal terbukti dapat diterima masyarakat, khususnya keluarga yang mempunyai balita kurus dan sangat kurus. RUTF lokal ini telah didaftarkan dengan pendaftaran paten Nomor P00201201133: Makanan Terapi Siap Santap (KcHijauNut dan Tempe-Nut) untuk penderita gizi buruk dan proses pembuatannya dengan tanggal pendaftaran 6-12-2012.
Bahan baku untuk RUTF lokal dipilih dari beberapa kacang-kacangan yakni kacang tanah, kacang hijau, kacang merah, kacang kedele dan hasil fermentasi kacang kedele yaitu tempe. Kacang-kacangan merupakan sumber protein yang murah, mudah di dapat di daerah dan tepat digunakan sebagai makanan tambahan mengatasi kurang gizi yang terjadi pada balita.
Pembuatan RUTF lokal merupakan serangkaian kegiatan dimulai dari menyusun komposisi bahan produk dengan formulasi, mencampur bahan baku sampai pengepakan. Semua bahan pembuatan RUTF lokal tersedia di daerah kecuali vitamin mineral yang merupakan fortifikan yang dibeli dari luar negeri.
Pembuatan RUTF dimulai dengan penepungan kacang-kacangan dan tempe, kemudian disangrai dalam microwave. Bahan dicampur dengan gula pasir, susu skim, vitamin dan mineral. Adonan dihaluskan dengan alat mixer dan ditambahkan minyak sayur yang telah dihangatkan, sampai menjadi adonan yang kalis, kemudian dikemas dalam plastik.
Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek mengatakan Prof. Astuti menyampaikan orasinya tentang Pengembangan Formula Ready To Use Theurapetic Food (RUTF) Untuk Penanganan Balita Wasting di Puskesmas. Ia mengaku berbahagia dengan pengembangan RUTF berbahan lokal dan telah diteliti secara komprehensif mulai dari formula, pengemasan, ujicoba dan model pemanfaatannya di puskesmas.
“Saya berharap temuan ini dapat dikembangkan dan diadopsi dalam program intervensi gizi balita wasting yang terintegrasi dengan PIS-PK,” kata menkes.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected]. (D2).
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM