Madinah, 8 Juli 2019
Kegiatan penyuluhan kesehatan menjadi bagian dari upaya pembinaan kepada para jemaah haji Indonesia yang tengah melakukan ibadah haji di Arab Saudi. Idealnya kegiatan penyampaian edukasi kesehatan tersebut dilakukan di sebuah tempat yang nyaman dan memadai bagi audiens. Namun, hal tersebut tidak selalu berlaku bagi petugas kesehatan haji di Arab Saudi. Seperti halnya yang dilakukan Tim Promotif Preventif (TPP) Kemenkes 2019.
Pada Senin (8/7) pagi, TPP mengadakan penyuluhan kesehatan di pelataran Mesjid Nabawi Madinah. Kegiatan yang bersifat mendadak ini mendapat sambutan positif dari jemaah haji asal Embarkasi Lombok NTB yang tinggal di sektor 5 Madinah. Terbukti usai sholat subuh berjamaah sekira pukul 05.00 WAS, ratusan jemaah haji kelompok terbang (kloter) LOP 1 secara berangsur mulai berkumpul di pintu 36 Mesjid Nabawi.
Penentuan lokasi dan waktu merupakan keputusan bersama antara TPP dengan unsur kloter seperti ketua kloter dan Tim Kesehtan Haji Indonesia (TKHI). Ketiadaan tempat yang memadai di Madinah menjadi sebab dijadikannya pelataran Mesjid Nabawi sebagai tempat mengumpulkan jemaah haji.
Tidak semua hotel di sekitaran Mesjid Nabawi menyediakan ruang pertemuan. Kalaupun ada tentu akan dikenakan biaya sewa. Meski demikian, situasi ini tidak menyurutkan semangat petugas kesehatan untuk memberikan perhatiannya kepada jemaah haji.
Pada kesempatan penyuluhan tersebut, dr.Nia Soniawaty, salah seorang anggota TPP menyampaikan beberapa pesan kesehatan kepada jemaah haji yang hadir. Secara khusus ia menyampaikan cara pencegahan dari sengatan panas (heat stroke) dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap.
Jemaah haji selalu diimbau utk menjaga kesehatannya mulai sekarang sampai akhir musim haji. Salah satu cara efektif untuk melindungi diri dari risiko gangguan kesehatan yang timbul selama melaksanakan prosesi ibadah haji ialah dengan mengenakan APD secara lengkap dan benar.
Penggunaan APD dapat efektif mencegah jemaah terkena heat stroke, tertular penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Jenis APD yang diperkenalkan kepada para jemaah yaitu: Payung/topi, kacamata hitam, masker, sendal beserta kantongnya, semprotan air dan tas kecil yang berfungsi menyimpan dokumen, makanan ringan maupun obat-obatan.
Tidak hanya melakukan penyuluhan, sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan, beberapa anggota TPP terlihat mendekati beberapa kelompok jemaah haji yang keluar masuk area Mesjid Nawabi untuk memastikan jemaah haji membawa dan mengenakan APD (case finding). Beberapa jemaah didapati masih ada yang tidak mengenakan APD secara lengkap, terutama masker. Sebagian lainnya tidak memakai alas kaki dengan beragam alasan, mulai dari terburu-buru hingga merasa kakinya tidak kepanasan.
Ketika menjumpai kasus-kasus seperti itu, petugas kesehatan dengan sigap langsung mengingatkan para jemaah dan memberikan APD yang dibutuhkan jemaah haji.
“Selain memberikan penyuluhan kami juga menemukan beberapa kasus bahwa ada beberapa jemaah yang tidak menggunakan alas kaki. Tentunya ini berbahaya pada saat mereka melakukan aktivitas di luar pondokan karena akan berisiko terkait terjadinya kaki melepuh,” ujar Nia.
Ainudin, jemaah haji asal Lombok Timur mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian petugas dan pemerintah kepada jemaah sehingga dapat memahami bagaimana cara menjaga kesehatan. Unsur kloter juga mengapresiasi bantuan TPP untuk memberikan informasi dan edukasi kesehatan kepada para jemaah haji di kloternya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (AM)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM.