Madinah, 10 Juli 2019
Jumlah jemaah haji dan petugas kloter gelombang I yang sudah mendarat di Madinah terus bertambah. Menurut informasi yang diperoleh dari Siskohat, sejak kedatangan kloter 1 pada Sabtu (6/7) hingga hari ini, Rabu (10/7) pukul 15.00 WAS, tercatat sudah 57 kloter dan lebih dari 23 ribu orang jemaah dan petugas yang tiba di Arab Saudi.
Perjalanan panjang selama 9 jam di pesawat dan suhu ekstrem di Arab Saudi tentu membutuhkan adaptasi yang tidak mudah bagi sebagian besar jemaah haji Indonesia. Itulah sebabnya pemerintah tidak henti-hentinya mengimbau jemaah haji untuk menjaga kesehatan tubuhnya.
“Jemaah saya minta banyak makan buah-buahan dan sesering mungkin minum air zam-zam,” kata Dr. dr. Eka Jusup Singka, MSc, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes.
“Jemaah juga harus bisa mengendalikan kondisi kesehatannya. Hindari lelah yang berlebihan,” tambahnya.
Pada kesempatan lain, saat melakukan penyuluhan kesehatan kepada jemaah haji Kloter JKS 03 di Sektor 2 Madinah, pada Rabu (10/7) pagi WAS, petugas kesehatan haji dari Tim Promotif Preventif (TPP) Kemenkes 2019 menyampaikan kiat berhaji sehat. Penyuluhan digelar di Hotel Salifiah Golden Madinah dan dihadiri oleh sekitar 100 orang jemaah haji yang berasal dari Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Pada penyuluhan tersebut hadir tiga orang anggota TPP. Siti Kunjanaeni atau yang akrab dipanggil Neni, menekankan perhatian pada keadaan lingkungan di tanah suci yang berbeda dengan tanah air, khususnya pada suhu yang sangat panas dan kelembaban yang rendah.
Kondisi ini tentu bisa berakibat pada dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh. Oleh sebab itu ia selalu mengingatkan para jemaah tentang pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).
“Kelembaban sangat kering sehingga gampang terjadi mimisan dan tanpa kita sadari dehidrasi. Jadi kita menyarankan semua jemaah setiap kali keluar pondokan harus pakai APD,” ujar Neni.
Bagi jemaah haji yang punya penyakit kronis bawaan dianjurkan agar mengonsumsi obat secara teratur yang waktunya disesuaikan dengan waktu Arab Saudi. Begitu juga waktu konsumsi makanan katering yang tertera batasan jam makan pada kemasannya.
Selain tentang obat dan makanan, anggota TPP lainnya, dr.Mona juga menyampaikan materi tentang pengaturan siklus haid. Menurut dokter spesialis kebidanan ini, pengendalian hormon kewanitaan ini penting agar para jemaah haji wanita dapat berhaji dengan tenang. Terakhir ia juga berpesan bila ada jemaah yang mengalami masalah kesehatan segera menghubungi atau berkonsultasi dengan dokter kloternya.
Salah seorang jemaah haji asal Kabupaten Bandung, Sulsamta, mengapresiasi kegiatan ini. Ia dapat merasakan manfaat penggunaan APD untuk melindungi diri dari segala macam penyakit. Ia juga menceritakan jika sebelumnya pernah menerima pembinaan kesehatan seperti ini saat di tanah air.
Pembinaan kesehatan yang dilakukan oleh TPP ini juga dibarengi dengan bimbingan ibadah dan penyampaian informasi lainnya terkait perlindungam jemaah, akomodasi dan ziarah oleh petugas kloter lainnya. Kepala Sektor 2 Madinah, Rusdi Umar, menegaskan bahwa dua kementerian (Kemenkes dan Kemenag) inilah yang punya tanggung jawab penyelenggaraan ibadah haji agar jemaah dapat beribadah dengan baik.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (AM)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM.