Cikarang, 7 Oktober 2019
Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek meresmikan PT Oneject Indonesia, Cikarang, Senin (7/10). Pabrik yang diresmikan itu merupakan pabrik kedua yang dapat memproduksi 900 juta alat suntik sekali pakai dan 1,2 miliar jarum suntik dengan pengaman dalam setahun.
Alat suntik yang diproduksi ini merupakan model baru yang telah ditemukan oleh Marc Koska dari inggris, yaitu Apiject. Apiject berupa alat suntik terisi awal atau prefill syringes yang terbuat dari plastik. Tidak seperti prefill syringers yang sudah beredar selama ini yang terbuat dari kaca.
Keuntungan dari Apiject antara lain lebih praktis sekaligus aman karena tidak diperlukan lagi vial atau multidose yang selama ini digunakan. Selain itu juga berbahan plastik sehingga jauh lebih murah harganya dibandingkan alat suntik yang terbuat dari kaca.
“Kami mendorong sekali untuk produksi alat kesehatan dalam negeri. Jarum suntik sudah bisa dibuat di dalam negeri, bukan hanya jarum suntik, bahkan alat kesehatan lainnya sudah banyak diproduksi di Indonesia,” kata Menkes Nila, Senin (7/10) saat meresmikan PT Onject Indonesia di Cikarang.
Saat ini penggunaan alat kesehatan buatan dalam negeri sudah banyak digunakan di fasilitas kesehatan. Di rumah sakit kelas D penggunaan alat kesehatan produksi dalam negeri sudah hampir 70%, RS kelas C 61%, RS kelas B 54%, dan RS kelas A 50%.
Rumah sakit kelas A baru 50%, kata Menkes, karena banyak menggunakan alat kesehatan yang canggih, seperti CT Scan atau Magnetic Resonance Imaging (MRI). Menkes mengharapkan PT Oneject, dapat terus berinovasi menjadi industry alat kesehatan dan dapat dimanfaatkan secara bersama.
“PT Oneject Indonesia dapat juga berkiprah lebih jauh dan saya memotivasinya untuk masuk ke dunia global. Penggunaan jarum suntik di Indonesia cukup tinggi seiring dengan jumlah penduduk yang meningkat sekitar 263 juta jiwa. Tingginya penggunaan jarum suntik itu misalnya untuk mendukung program kesehatan seperti imunisasi,” kata Menkes.
Namun, Menkes Nila mengingatkan plastik bekas jarum suntik yang sudah dipakai harus dipikirkan bagaimana daur ulangnya.
Direktur utama PT Oneject Indonesia Jahja Tear Tjahjana mengatakan latar belakang membangun pabrik kedua ini antara lain untuk menselaraskan dengan rekomendasi WHO terkait penggunaan alat suntik yang aman di seluruh dunia.
“Aman yang dimaksud adalah bukan hanya aman untuk pasien jarum suntik sekali pakai, tapi juga alat suntik yang aman bagi petugas kesehatan yaitu yang menggunakan pelindung jarum. Sehingga para petugas kesehatan sangat mudah menutup kembali jarum suntik yang telah dipakai tanpa risiko tertusuk,” kata Jahja,
Pembangunan pabrik yang mampu memproduksi 1,2 miliar jarum suntik itu juga dalam rangka menunjang program pemerintah untuk memperluas penggunaan produk kesehatan dalam negeri.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected].(D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM