Tangerang, 9 November 2019
Pertama kalinya Kementerian Kesehatan menyelenggarakan Health Business Forum (HBF) di sela-sela penyelenggaraan Pameran Pembangunan Kesehatan Indonesia (Indonesia Health Expo) 2019 dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-55 di Indonesia Convention and Exhibition Bumi Serpong Damai (ICE BSD), Tangerang, tanggal 7-9 November 2019.
Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Kesehatan, Acep Somantri, SIP, MBA dalam sambutan laporan menjelaskan bahwa HBF dihadiri 48 peserta kalangan Industri Kefarmasian dan Alat Kesehatan Indonesia serta 67 peserta dari 15 negara-negara sahabat yaitu: Afghanistan, Amerika Serikat, Belanda, Denmark, India, Iran, Jepang, Korea Selatan, Myanmar, Portugal, Rusia, Selandia Baru, Singapura, Thailand, dan Tiongkok.
Drg. Oscar Primadi, MPH, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, dalam sambutan pembukaan mewakili Menteri Kesehatan RI, menyampaikan bahwa HBF bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjajaki potensi serta membangun jejaring kerja sama Indonesia dengan negara-negara sahabat di bidang farmasi dan alat kesehatan serta investasi di bidang pelayanan kesehatan. Oscar mengharapkan agar “HBF dapat menghasilkan kerja sama konkrit untuk pemenuhan kebutuhan farmasi dan alat kesehatan serta pelayanan kesehatan di Indonesia, dan mendorong peningkatan ekspor produk kesehatan Indonesia”.
Turut hadir dalam HBF, Menteri Kesehatan dan Olah Raga Republik Persatuan Myanmar, Dr. Mynt Htwe, Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI, wakil dari Kementerian Luar Negeri, Badan POM dan Badan Koordinasi Penananam Modal. Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI, Dra. Engko Sosialine menyambut baik Forum ini, sebagai upaya Pemerintah dalam melaksanakan Instruksi Presiden nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan. Ditegaskannya bahwa Pemerintah Indonesia terus mendorong industri kesehatan nasional menghasilkan produk farmasi dan alat kesehatan dalam negeri yang berkualitas dan terjangkau.
Pada tanggal 7 November 2019, Forum HBF menyelenggarakan Forum Dialog antara Regulator dan Para Industri yang hadir. Pada Dialog yang dikemas dalam bentuk Diskusi panel menghadirkan pembicara Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI, Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes RI, wakil Badan POM dan Badan Koordinasi Penanaman Modal. Forum Dialog dilanjutkan dengan presentasi company profile seluruh Industri baik dalam dan luar negeri, terutama produk unggulan dan usulan kerja sama yang ingin dilakukan oleh para pelaku industri.
Pada tanggal 8 November 2019, para peserta HBF melakukan kunjungan ke perusahaan kefarmasian dan alat kesehatan di Indonesia diantaranya PT Kalbe Farma, PT Bio Farma, PT Kimia Farma, PT Oneject Indonesia, PT Triton, CKD OTTO, serta RSCM, RSJPD Harapan Kita dan RS Hasan Sadikin Bandung.
Sedangkan pada tanggal 9 November 2019, HBF berhasil menyelenggarakan 53 pertemuan One on One Business Meeting (O2BM) di antara para Industri Kefarmasian dan Alat Kesehatan yang dilakukan pada 5 ruangan secara paralel. Pertemuan-pertemuan tersebut menghasilkan komitmen pengembangan kerja sama konkrit Industri Kefarmasian dan Alat Kesehatan Indonesia dengan negara-negara mitra yang akan ditindaklanjuti dengan pertemuan lanjutan dan saling kunjung untuk menghasilkan kerja sama yang saling menguntungkan bagi para pihak.
Dalam kesempatan HBF, telah dilakukan pula Health Bilateral Meeting Indonesia-Iran yang dipimpin Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes dan Duta Besar Iran untuk Indonesia. Iran menyampaikan beberapa proposal kerja sama, seperti teknologi bedah robotik, surgery skill training center dan kerja sama joint venture dan transfer technology produk Active Pharmaceutical Ingredients (API) obat anti kanker, cardiovascular dan syaraf. Kedua pihak sepakat membahas lebih lanjut dalam kunjungan Delegasi RI ke Tehran pada pertengahan November 2019.
Peserta HBF sangat mengapresiasi penyelenggaraan HBF oleh Kementerian Kesehatan c.q. Biro Kerja Sama Luar Negeri bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Para peserta mengharapkan agar HBF ini dapat dilanjutkan pada tahun mendatang dengan jumlah peserta yang lebih banyak lagi serta melibatkan secara aktif Kementerian/Lembaga terkait seperti Kemenko Bidang Perekonomian, Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Badan POM, Badan Koordinasi Penananam Modal, KADIN dan pemangku kepentingan terkait lainnya. Antara lain Menkes Myanmar, Dr. Mynt Htwe menyampaikan bahwa “HBF ini sangat bermanfaat bukan hanya untuk Pemerintah Indonesia tetapi juga negara lain. Pemerintah Myanmar akan menindaklanjuti kerja sama dengan kalangan industri kefarmasian dan alat kesehatan Indonesia untuk mendukung pembangunan kesehatan di Myanmar”. Lebih lanjut Menkes Myanmar mengundang para pelaku industri kesehatan Indonesia untuk berinvestasi di Myanmar.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(D2)
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM