Jakarta, 17 Januari 2020
Dunia sedang dikejutkan oleh kabar mengenai wabah Pneumonia yang ditemukan di Wuhan, Tiongkok. Menanggapi hal ini, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Siswanto dalam Pertemuan Ilmiah Berkala yang bertajuk “Kesiap-siagaan Indonesia Dalam Antisipasi Wuhan Pneumonia” di Gedung Pelayanan Publik Balitbangkes, Jakarta (17/1), menyatakan bahwa Indonesia siap untuk mengantisipasi wabah tersebut.
“Oh siap (mengidentifikasi), kan punya lab. Lab-labnya sederhana, itukan labnya biomonokuler, pemeriksaannya dengan PCR yakni suatu reaksi untuk mengidentifikasi DNA dan RNA. Udah siap itu,” kata Siswanto.
Siswanto menambahkan bahwa untuk mengantisipasi wabah tersebut, dengan mengedepankan pendekatan 3 pilar yakni :
1. Kemampuan mencegah dengan memperbaiki perilaku dan pengetahuan masyarakat terhadap penyakit tersebut.
2. Kemampuan mendeteksi ditingkatkan terutama lewat pintu-pintu masuk negara, itu harus didukung oleh kemampuan rumah sakit maupun klinik-klinik untuk dikirim ke laboratorium yang mampu.
3. Kemampuan merespon penting kaitannya dengan penanganan layanan kesehatan, dan tentunya harus proporsional sehingga tidak menimbulkan ketakutan
Hal yang sama disampaikan oleh Kepala Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Vivi Setiawaty bahwa laboratorium untuk mengantisipasi new emegency telah siap. Hingga kini, jejaring juga sudah dibentuk, diperkuat dan diperluas mulai dari universitas, lembaga penelitian dan rumah sakit yang akan membantu mengambil spesimen-spesimen dari kasus yang dicurigai.
Untuk diketahui, pada tanggal 31 Desember 2019, Pemerintah Tiongkok melaporkan ke WHO Western Pacific Regional Office di Manila. Pada 5 Januari, WHO mengeluarkan statemen pertama, saat ini beberapa kasus sudah muncul tapi belum diketahui penyebabnya. Pada tanggal 12 Januari disebutkan bahwa penyebabnya adalah Novel Coronavirus.
Virus korona bisa menyebabkan penyakit yang ringan sampai berat, sekarang ini paling banyak dibicarakan adalah MERS-CoV dan SARS-CoV yang masih dalam satu kelurga. Virus korona pada dasarnya dari binatang pindah ke manusia, dan 80% penyakit baru berasal dari zoonosis.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(Mus)
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM