Jakarta, 12 Juli 2020
Akhir-akhir ini, banyak pemberitaan mengenai penularan COVID-19 melalui beredar ditengah masyarakat. Menanggapi hal tersebut, juru bicara penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan bahwa merujuk rilis yang dikeluarkan WHO, penularan COVID-19 masih dominan melalui percikan droplet.
“Dari beberapa informasi yang disampaikan WHO, diyakini bahwa penularan virus ini tetap terjadi melalui droplet,”kata Yuri dalam live streaming Update Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Minggu sore (12/7).
Yang harus diwaspadai, imbuh Yuri adalah droplet berukuran kecil (mikrodroplet). Droplet kecil tersebut bisa bertahan lama di udara terutama pada ruangan dengan ventilasi dan sirkulasi udara yang kurang maksimal.
“Penggunaan masker mutlak harus dilakukan, bukan face shield. Karena kita tahu pada mikrodroplet dia akan mengambang diudara, droplet ukuran besar bisa kita cegah dengan menggunakan face shield, oleh karena itu tetap gunakan masker,” imbuhnya.
Pihaknya kembali menegaskan penggunaan masker dalam rangka mencegah penularan COVID-19 harus dilakukan dengan baik dan benar. Masker harus menutup hidung dan mulut, jangan menyentuh bagian depan masker dan jangan menurunkan masker ke dagu. Jika hendak menggunakan face shield, masyarakat diimbau untuk tetap menggunakan masker sebagai perlindungan maksimal dari percikan droplet saat berbicara, bersin, maupun bantuk.
Update Perkembangan Kasus COVID-19
Pemerintah kembali memperbarui data perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia. Per tanggal 12 Juli, pemerintah telah melakukan pemeriksaan spesimen sebanyak 22.379 sehingga total spesimen yang telah kita periksa adalah 1.061.367 speismen.
“Dari jumlah ini kita mendapatkan penambahan kasus konfirmasi positif sebanyak 1.681 orang sehingga totalnya menjadi 75.699 orang,” kata Yuri.
Beberapa provinsi yang hari ini melaporkan kenaikan kasus terbanyak diantaranya Jawa Timur melaporkan 518 kasus baru, DKI Jakarta melaporkan 404 kasus baru, Sulawesi Selatan 173 kasus baru, Kalimantan Selatan 77 kasus baru, Jawa Tengah 70 kasus baru, Papua 63 kasus baru, Jawa Barat 50 kasus baru.
Sementara itu, Yuri menyebutkan ada 17 provinsi yang hari ini melaporkan penambahan kasus baru dibawah 10, bahkan 5 provinsi diantaranya tidak ada kasus baru sama sekali diantaranya Bangka Belitung, Jambi, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Timur.
Di hari yang sama, ada 6 provinsi yang melaporkan kasus sembuh lebih banyak daripada kasus positif diantaranya Bali, Banten, Maluku, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, Jambi.
“Total kasus sembuh pada hari ini yang kita terima adalah 919 orang akumulasi total sembuh menjadi 35.638 orang,” ucapnya.
Menurut Yuri, penambahan kasus baru sebagian besar berasal dari contact tracing yang dilakukan secara masif. Mayoritas kasus baru tersebut, bergejala ringan bahkan tidak ada gejala sama sekali, sehingga tidak indikasi untuk dirawat di rumah sakit.
“Saudara kita yang terkonfirmasi positif saat ini harus melakukan karantina mandiri secara ketat, agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang lain. Dengan inilah kita melihat, kasus beban layanan RS tidak meningkat meskipun kasus baru yang kita temukan lebih banyak,” terang Yuri.
Penambahan juga terjadi pada kasus meninggal dengan 71 orang total 3.606 orang. Pemerintah masih melakukan pemantauan kepada ODP sebanyak 34.468 dan pengawasan terhadap PDP sebanyak 14.515 orang.
“Kami mengingatkan sekali lagi, masker menjadi kunci. Oleh karena itu, gunakan masker, kedua menjaga jarak, ketiga rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir,” pungkasnya.
Hotline Virus Corona 119 ext 9. Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id (MF)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM