Tangerang, 19 September 2017
Peningkatan kesiapsiagaan seluruh jajaran Pemerintah Pusat dan Daerah sangat penting dilakukan. Hal tersebut untuk menyikapi munculnya suatu kedaruratan kesehatan. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan bersama instansi terkait melaksanakan simulasi kesiapsiagaan pandemi influenza A H7N9.
“Hari ini kita hadir melakukan simulasi penanggulangan epicenter pandemi influenza. Ini adalah satu kesiapan dalam menghadapi kedaruratan kesehatan,” kata Menkes Prof. Nila Moeloek dalam sambutannya pada peresmian Simulasi Pandemi Influenza H7N9 di Gedung Puspiptek, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (19/9).
Selain itu, lanjut Menkes, tidak mungkin Kemenkes menghadapi sendiri masalah penyakit. Kita butuh bantuan segenap lintas sektor yang salah satunya melalui simulasi ini.
Sebelumnya telah dilaksanakan pula simulasi pada 2008 di Bali dan 2009 di Makassar.
Menkes berharap penilaian tim nasional dan tim internasional terhadap simulasi yang akan dimulai hari ini menunjukkan hasil yang meyakinkan. Seluruh jajaran pemerintah di pusat dan daerah, bersama masyarakat, benar-benar mampu melaksanakan kesiapsiagaan sesuai peraturan-perundangan yang berlaku dan pedoman serta Rencana Kontijensi yang menjadi acuan.
“Dengan demikian, kita juga yakin bahwa kita selalu siap dalam menanggulangi munculnya masalah kesehatan yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan yang meresahkan dunia,” kata Menkes.
Deteksi Dini Masih Menjadi Tantangan
Menteri Kesehatan RI, Prof. Nila Moeloek mengatakan salah satu tantangan dalam menyikapi darurat kesehatan masyarakat adalah kemampuan melakukan deteksi dini masalah kesehatan.
Jika deteksi dini dapat dilakukan, respon cepat untuk mencegah dan menanggulangi penyakit pun bisa dilakukan. Sehingga, potensi mewabahnya penyakit tidak akan meluas.
Keberhasilan upaya deteksi dini ini sangat ditentukan oleh kelancaran proses komunikasi dan kerjasama antar instansi Pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat. Selain itu keberhasilan ini juga sangat ditentukan oleh ketersediaan sumber daya, termasuk dana yang cukup serta sarana-prasarana yang berkualitas.
Oleh karena itu, seluruh instansi di pusat dan daerah perlu melakukan langkah dan upaya agar tantangan ini dapat disikapi dengan tepat.
“Saya berharap agar simulasi yang kita laksanakan minggu ini bermanfaat bagi kita semua dalam memahami kelebihan dan kekurangan kita untuk melaksanakan kesiapsiagaan dalam menghadapi kedaruratan kesehatan masyarakat,” kata Menkes.
Kekurangan yang kita temukan, kata Menkes, hendaknya kita sikapi dengan upaya perbaikan. Kelebihan yang kita jumpai hendaknya menjadi dorongan semangat untuk semakin meningkatkan kualitas kerja, kapasitas kerja dan kinerja kita.
“Meskipun kita tidak berharap akan muncul suatu kedaruratan kesehatan masyarakat, akan tetapi jika kedaruratan terjadi, kita semua harus siap menanggulanginya agar dapat dicegah terjadinya korban luka, korban jiwa atau kerugian sosial-ekonomi,” tambah Menkes.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi ‘Halo Kemkes’ melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH