Hasil peninjauan lapangan yang dilakukan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama terhadap kesiapan kesehatan arus mudik, Sabtu (28/8) telah berdiri pos kesehatan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan sudah ada 1 pasien yang berobat. Rencananya ditempat ini akan didirikan 2 posko KKP lagi bekerja sama dengan Dinkes Lampung dan Lampung Selatan. Selain itu di pelabuhan akan ada lagi 2 pos kesehatan PT. Askes dan PMI.
Menurut Prof. Tjandra, tahun lalu di Pos Kesehatan Pelabuhan Bakauheni ada sekitar 300 – 400 pengunjung dan 7 hingga orang yng dirujuk sepanjang musim mudik. Diperkirakan ada sekitar 40 – 50 ribu pengunjung pelabuhan selama musim mudik maka pengunjung poli sekitar 1% dan yg dirujuk ke RS jumlahnya kecil sekali, tidak sampai 10 orang.
Lebih lanjut dikatakan diseluruh Propinsi Lampung di luar Pelabuhan Bakauheni berdiri 60 Pos Kesehatan, 24 dikelola Dinas Kesehatan dan 36 Pos Kesehatan dikelola pihak lain.
Sementara di pelabuhan Merak, Banten telah ada 2 pos kesehatan, 1 di tenda dan 1 di gedung terminal. Rencananya akan dibuka 2 pos lagi oleh PT. Askes. Tahun lalu pos kesehatan Pelabuhan Merak melayani 390 pasien sejak H-7 sampai H+7, 6 diantaranya dirujuk ke RS.
“Angka ini kurang lebih sama dengan di Pelabuhan Bakauheni. Di Banten tersedia 135 pos di sepanjang Tangerang hingga Merak. Khusus untuk KKP Merak, sudah dilakukan pemeriksaan alkohol dan amfetamin pada para supir”, jelas Prof. Tjandra.
Selain melihat kesiapan pos kesehatan, Prof. Tjandra juga meninjau fasilitas yang berhubungan dengan kesehatan di atas kapal Ferry Merak Bakauheni, seperti dapur untuk crew, toilet, dan kantin kapal. Berdasarkan uji petik pengambilan sampel dan rectal swab pada penjamah makanan, dapur. toilet dan kantin secara umum bersih, tidak ada kotoran di lantai.
Prof. Tjandra telah menginstruksikan Kepala KKP Merak untuk memberikan penyuluhan pada mualim-mualim yang bertanggung jawab pada kesehatan diatas kapal. Membuat surat ke Asosiasi Gaasdap tentang anjuran-anjuran kesehatan di atas kapal, serta memutar filler/film kesehatan di TV kapal diantaranya tentang Pola Hidup Bersih dan Sehat untuk diputar pada saat arus mudik dimana penumpang penuh.
Prof. Tjandra menjelaskan, secara umum kegiatan pelayanan kesehatan arus mudik yang dilakukan Kemenkes tahun ini bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/kota diantaranya melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi untuk menyiagakan RS, Puskesmas dan Pos Kesehatan di jalur mudik lebaran mulai H-7. Kesiapan meliputi 98 RS Pemerintah berikut tim ambulans; 3.719 Puskesmas berikut tim ambulans dan 500 Pos Kesehatan lapangan (Kantor Kesehatan Pelabuhah/KKP 82 pos kesehatan, Dinas Kesehatan 418 pos kesehatan).
Khusus untuk Propinsi Jawa Barat informasi sampai dengan Senin (30/8) tercatat 772 jumlah Puskesmas siaga mudik lebaran, 26 RS Kabupaten, 99 dokter, 3901 perawat, 599 sopir ambulans, 1885 petugas gizi dan surveilans. Semua ini tersebar sepanjang jalur Pantura, jalur tengah dan jalur selatan.
Prof. Tjandra juga menginstruksikan kepada KKP untuk menyiapkan Pos Kesehatan di Bandara dan Pelabuhan. Pos Kesehatan di Pelabuhan dimulai H-14 sedangkan di Bandara dimulai pada H-7. Melaksanakan pemeriksaan sanitasi tempat-tempat umum meliputi Rumah-rumah makan di terminal, stasiun, pelabuhan dan Bandara. Saat ini Balai Besar Teknologi Kesehatan Lingkungan (BBTKL) Jakarta dan Surabaya telah melakukan pemeriksaan di terminal sekitar Surabaya dan Jakarta.Menyiapkan promosi kesehatan melalui media massa serta pos-pos kesehatan di sepanjang arus mudik lebaran, termasuk didalamnya kerjasama dengan pihak swasta.
Menyiapkan pemeriksaan kesehatan pengemudi bus, termasuk pemeriksaan kadar alkohol dan amfetamin pada sekitar 1.000 orang pengemudi di 19 lokasi. Pemeriksaan akan dilakukan pada masa arus mudik dan arus balik.
Membantu penyiapan obat-obatan untuk pos-pos kesehatan tersebut diatas serta mempersiapkan pengumuman-pengumunan di terminal-terminal bagi pemudik dan awak bus.
Kementerian Kesehatan juga menyiapkan posko di Pusat melalui PTRC (Pusat Tanggap dan Respon Cepat) di Gedung Kementerian Kesehatan serta Posko KLB di Ditjen PP dan PL. Posko ini juga melibatkan Posko di PPK bila sewaktu-waktu dalam proses arus mudik lebaran ini terjadi krisis kesehatan atau bencana.