Jakarta, 28 Maret 2015
Hari ini Menteri Kesehatan membuka Simposium Nasional dalam rangka peringatan Hari TB Sedunia 2015, simposium dihadiri oleh seluruh jajaran lintas sektor Pemerintah di Tingkat Pusat dan Daerah serta seluruh lapisan masyarakat, termasuk organisasi profesi, lembaga swadaya masyarkat, dan mitra Internasional, di Jakarta (24/3).
Hari TB Sedunia diperingati setiap tanggal 24 Maret yaitu tanggal ditemukan Mycobacterium tuberculosis oleh Robert Koch tahun 1882. Tahun ini, tema Hari TB Sedunia di tingkat global adalah Reach three million, a TB test, treatment and cure for all dan di tingkat nasional adalah Bebas TB, Indonesia Sehat dan Hebat.
Tema di tingkat global penting untuk menjangkau, memeriksa, dan mengobati sekitar 3 juta penderita TB yang belum terjangkau program TB di seluruh dunia. Tema nasional menyampaikan pesan yang sama yaitu membebaskan Indonesia dari TB dengan menemukan dan mengobati seluruh penderita TB di Tanah Air kita.
Tema global dan tema nasional ini sangat relevan dengan Visi, Misi dan 9 Program atau Nawa Cita Pemerintah yaitu mengamanatkan negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga.
Pencapaian indikator Millennium Development Goals atau MDG untuk Pengendalian TB cukup memuaskan sejak tahun 2010. Sebab, Indonesia telah berhasil menurunkan insidens, prevalens, dan angka kematian akibat TB. Insidens TB berhasil diturunkan sebesar 45%, yaitu 343 per 100.000 penduduk tahun 1990 menjadi 189 per 100.000 penduduk tahun 2010. Prevalensi TB telah diturunkan sebesar 35%, yaitu 443 per 100.000 penduduk tahun 1990 menjadi 289 per 100.000 penduduk tahun 2010. Sedang angka kematian TB berhasil turun sebesar 71%, yaitu 92 per 100.000 penduduk tahun 1990 menjadi 27 per 100.000 penduduk tahun 2010. Sasaran yang harus dicapai adalah menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat TB menjadi setengahnya di tahun 2015 jika dibandingkan dengan tahun 1990, jelas Menkes.
Pada kesempatan itu Menkes berharap kepada stakeholder agar tatalaksana TB di seluruh Indonesia benar-benar dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan terlatih untuk menghindarkan berbagai dampak negatif, seperti resistensi obat TB yang berakibat terjadinya TB MDR. Pemahaman masyarakat tentang pentingnya mendapatkan pengobatan TB dari fasilitas pelayanan kesehatan yang kompeten harus ditingkatkan.
Menkes mengimbau agar dukungan ini terus dilanjutkan dan makin ditingkatkan di masa mendatang agar benar-benar dapat mewujudkan cita-cita Indonesia Bebas TB tahun 2050.
Dalam pengendalian TB, Pemerintah berupaya memasukkan pelayanan tatalaksana TB di rumah sakit sebagai salah satu syarat akreditasi, bekerjasama dengan PB IDI melakukan Sertifikasi TB untuk Dokter Praktek Mandiri melalui pelatihan agar mampu melaksanakan tatalaksana TB sesuai standar, dan bekerjasama dengan lintas sektor terkait, termasuk Kementerian Pertahanan dengan memperluas cakupan pelayanan TB yang berkualitas di Daerah Terpencil, Perbatasan, dan Kepulauan.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan email kontak@depkes.go.id.