Jakarta, 11 Agustus 2015
Disertasi atau hasil-hasil penelitian S3 biasanya terbatas sebagai dokumen akademik dan jarang disosialisasikan. Padahal hasil penelitian disertasi ini merupakan kekayaan ilmiah yang perlu digali dan diketahui oleh masyarakat luas, serta dimanfaatkan sebagai masukan perbaikan upaya kesehatan, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Demikian disampaikan Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila F Moeloek, Sp.M (K) pada acara Parade Doktor Badan Litbangkes, yang dihadiri dari lintas sektor, organisasi profesi dan swasta, di Jakarta (11/8).
Dari laporan Kepala Badan Litbangkes, pada tahun 2015 Badan Litbangkes telah menghasilkan 12 doktor baru, sementara dalam kurun waktu 2010-2014 hanya menghasilkan 16 doktor. “Tentu ini menjadi suatu prestasi dan pertanda kegairahan peneliti untuk terus meningkatkan kemampuan dan kapasitasnya sebagai seorang peneliti”, kata Menkes.
Menurut Menkes, bertambahnya lulusan doktor di lingkungan Badan Litbangkes yang kini mencapai 65 orang, dapat menjadi barometer meningkatnya kualitas sumberdaya manusia kesehatan yang dapat meningkatkan kualitas penelitian dan kinerja Badan Litbangkes. “Bila lulusan doktor ini ditambahkan dengan yang ada di Poltekes dan unit lain di lingkungan Kementerian Kesehatan, tentunya ini menjadi suatu kekuatan dan aset besar untuk perbaikan upaya kesehatan dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat”, uangkap Menkes.
Parade Doktor ini baru pertama kali dilaksanakan oleh Kemenkes. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menggairahkan para peneliti muda dan calon peneliti untuk meningkatkan pendidikan sampai pada gelar doktor. Selanjutnya akan tercipta Profesor Riset dalam usia yang muda namun berkualitas dan memiliki kompetensi tinggi dalam membina dan menyelenggarakan penelitian yang berkualitas..
Menkes berharap agar hasil-hasil penelitian S3 dapat dimanfaatkan oleh pengguna, yakni pemegang program. Untuk itu harus mulai dipikirkan bagaimana penelitian disertasi ini dapat berkontribusi dalam penyelesaian masalah kesehatan. Harmonisasi dan sinkronisasi program litbangkes, program pengembangan SDM dan program mitra Litbangkes yang ada di unit-unit utama Kementerian kesehatan menjadi sangat penting, kata Menkes.
Pada kesempatan tersebut juga digelar parade hasil Litbangkas dengan memaparkan 12 judul disertasi doktor yaitu: 1. Potensi Pencegahan Kesakitan dan Kematian Perinatal, 2. Pengaruh Perubahan Panjang/Tinggi Badan Bayi Umur 0-6 Bulan Sampai Umur 7-8 Tahun Terhadap Kemampuan Koognitif Anak Umur 7-8 Tahun Di Indonesia, 3. Pengembangan PCR Multipleks untk Identifikasi Spesies dan Toksigenitas (toksigenik), non-toksigenik, NTTB, C. diptheriae, C. ulcerams dan C. pseudotuberculosis yang berpotensi menyebabkan difteri, 4. Produksi dan Karakteristik Imunogenisitas Protein Rekombinan Non Struktural 1 Virus Dengue Serotipe 1 Strain Indonesia untuk Pengembangan Kandidat Vaksin Dengue, 5. Induksi In Vitro Sel Punca dari Jelly Wharton menjadi Progenitor Epitel Kornea, 6. Pertumbuhan Usia Dini Menentukan Pertumbuhan Hingga Usia Pubertas, 7. Pengembangan dan Penerapan Metode Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengendalian Vektor DBD, 8. Dampak Stimulasi Kognitif Berbasis Pengasuhan Disertasi Intervensi Garam Beriodium Terhadap Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah di daerah Endemik GAKI, 9. Peranan Keberadaan Bidan Desa Terhadap Rujukan Maternal: Analisis Studi Tindak Lanjut Kematian Maternal Sensus, 10. Perubahan Fungsi Tiroid Setelah Intervensi Berbagai Sumber Iodium dan Polimerfise Gen HTR Beta Pada Wanita Usia Subur, 11. Tropism of Pandemic 2009 H1N1 Influenza A, virus, 12. Manajemen Resiko Dampak Penggunaan Pestisida Organofosfat (OP) pada Wanita Usia Subur (WUS) di Kawasan Pertanian Hortikultura: Studi Kasus di Kota Batu Jawa Timur.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 1500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id