Setiap pasien TB harus ditemukan dan diobati sampai sembuh agar penularan TB di Indonesia dapat dihentikan. Peran keluarga pada gerakan ini sangat penting, karena semangat dan kepatuhan pasien untuk minum dan menelan obat ditentukan oleh dukungan keluarga.
Demikian pernyataan Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) pada Pencanangan Gerakan TOSS TB bersama Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Rusunawa Marunda, Jakarta Utara, Sabtu pagi (2/4). Acara ini merupakan puncak dari rangkaian peringatan Hari TB Sedunia tahun 2016.
Hari TB Sedunia diperingati setiap tanggal 24 Maret. Tema global World TB Day 2016 adalah“Unite to End TB”. Sementara tema nasional Hari TB Sedunia 2016 adalah “Gerakan Keluarga Menuju Indonesia Bebas TB”.
“Kesadaran dan kepedulian keluarga tentang penularan dan pencegahan TB harus ditingkatkan, karena pasien TB berada di sekitar keluarga”, tutur Menkes.
Tuberkulosis dan Pengobatan
Tuberkulosis (TB) atau yang lebih dikenal dengan sebutan TBC penyakit menular yang disebabkan kuman TB Mycobacterium tuberculosis yang masuk ke tubuh melalui pernafasan. TB merupakan penyakit infeksi menular yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru. Penyakit TB merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia, setelah HIV sehingga harus ditangani dengan serius. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 2014, kasus TB di Indonesia mencapai 1.000.000 kasus dan jumlah kematian akibat TB diperkirakan 110.000 kasus setiap tahunnya.
Gejala TB diantaranya: (1) batuk berdahak lebih dari 2 minggu, (2) mengalami sesak nafas, (3) berat badan menurun, dan (4) keringat di malam hari tanpa aktifitas. Jika ditemukan gejala, maka segeralah berobat ke Puskesmas atau ke Klinik terdekat untuk diperiksa dahaknya.
“Obat TB diberikan secara GRATIS, namun harus diminum TERATUR sesuai aturan dari dokter untuk mencegah dari kebal terhadap obat TB”, tegas Menkes.
Menkes memberikan perhatian khusus pada hal ini karena jika pengobatan TB tidak dilakukan dengan tepat maka kuman TB akan menjadi kebal terhadap pengobatan, dikenal dengan sebutan Tuberculosis Multi-drug Resistant (TB MDR) atau Tuberculosis Extensively-drug Resistant (TB XDR).
“Hal ini harus dicegah karena apabila kuman TB telah kebal terhadap pengobatan TB yang ada, maka harus diberikan obat anti TB jenis lain yang harganya mahal dan pengobatannya memakan waktu yang lebih lama”, jelas Menkes.
Lebih lanjut, Menkes menyatakan bahwa seluruh Puskesmas di Indonesia telah dapat memberikan pelayanan pengobatan TB. Di samping itu, sebagian klinik, RS, dokter praktik swasta telah mampu memberikan pelayanan pengobatan TB.
Sepanjang 7 dasawarsa terakhir, pasien TB yang diobati dan dilayani berjumlah lebih dari 300.000 pasien TB per tahun. Keberhasilan pengobatan TB di Indonesia atau success rate juga sangat menggembirakan karena mencapai sekitar 90%. Ini berarti 90% pasien TB yang diobati di Indonesia dapat disembuhkan.
“Dengan demikian, kita optimis rantai penularan TB dapat diputuskan atau diakhiri”, tandas Menkes.
Puncak Hari TB Sedunia dilaksanakan di Rusunawa Marunda Kecamatan Cilincing, Kota Jakarta Utara. Wilayah ini dipilih karena pencegahan dan pengendalian TB di Daerah Cilincing dilaksanakan dengan sangat intensif berkat dukungan masyarakat melalui kegiatan para Kader Kesehatan, antara lain adalah kegiatan Ketok Pintu – yaitu kunjungan rumah para Kader Kesehatan untuk menemukan kasus terduga TB serta memberikan penyuluhan tentang pencegahan dan pengendalian TB.
Dalam acara ini dilakukan penyematan pin TOSS TB pada perwakilan pemerintah, tokoh masyarakat, dan keluarga sebagai tanda dimulainya Gerakan TOSS TB. Melalui acara ini komitmen dan keterlibatan dari semua sektor akan semakin kuat.
Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penapisan untuk menemukan kasus TB dan ada-tidaknya gangguan kesehatan akibat Penyakit Tidak Menular. Sekitar 700 warga Cilincing mendapatkan pelayanan screening kesehatan hari ini sebagai bagian dari dimulainya Gerakan Temukan TB dan TOSS TB. Gerakan TOSS TB dilaksanakan secara pro-aktif dan perluasan cakupan TOSS TB diharapkan akan dilaksanakan di seluruh Indonesia sebagai kegiatan yang massif.
“Pengendalian TB melalui Gerakan TOSS TB – guna mewujudkan Indonesia Bebas TB tahun 2035”, ungkap dr. Windra Waworuntu, Direktur Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes selaku Ketua Panitia Hari TB Sedunia.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomorhotline (kode lokal) 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected].