Pagi ini Menkes Nila F. Moeloek membuka Konferensi Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin) ke XI tahun 2016, di Palembang, Jum’at (5/8). Dalam paparannya dihadapan Gubernur Sumsel dan anggota Perdatin, Menkes mengakui saat ini jumlah dokter spesialis diberbagai daerah di Indonesia masih kurang. Salah satu penyebabnya karena memang proses pendidikan spesialis memakan waktu cukup lama, serta khusus anastesi sendiri berkembangnya masih lamban dibanding spesialis lain.
“Ini yang nantinya akan kita atasi, saya sangat berterima kasih bahwa para calon dokter spesialis anastesi ini setelah lulus, mau untuk dikirim ke berbagai daerah termasuk Sumsel,” jelas Menkes.
Menkes menyatakan, dalam waktu tidak terlalu lama akan mendistribusikan dokter spesialis anastesi ke berbagai daerah yang membutuhkan, termasuk di wilayah Provinsi Sumatera selatan (Sumsel) yang juga masih kekurangan dokter spesialis anastesi.
Dengan pemerataan distribusi dokter spesialis anastesi ke berbagai daerah yang membutuhkan, diharapkan dapat memenuhi keberadaan dokter anastesi di setiap Rumah Sakit di Indonesia. “Untuk distribusi dokter ini Inpresnya sudah kita susun dan saat ini sudah berada di Sekretaris Negara untuk nantinya ditandatangi presiden,” tambah Menkes.
Sementara itu, Gubernur Sumsel Alex Noerdin mengatakan, Provinsi Sumsel saat ini hanya memiliki 14 dokter spesialis anastesi dan jumlah itu masih sangat kekurangan. Menurutnya, sesuai dengan apa yang diungkapkan Menkes bahwa setelah Inpresnya keluar nanti, dokter spesialis ini akan didistribusikan ke beberapa daerah termasuk Sumsel. “Kita harapkan minimal satu kabupaten/ kota terdapat satu dokter spesialis anastesi, jangan hanya menumpuk di kota-kota besar saja,” terang Alex.
Alex menjelaskan, pelayanan kesehatan perlu dilakukan penguatan dengan cara meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas. Jadi, Perdatin juga diharapkan dapat mensukseskan program pemerintah dalam pemberian Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Jaminan Sosial Kesehatan Sumsel Semesta (Jamsoskes) dimana rumah sakit adalah jejaringnya.
“Melalui kongres ini, diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dokter anastesi, hingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” jelasnya.
Alex menegaskan, arah pembangunan kesehatan harus seiring dengan pembangunan SDM berkualiatas. Salah satu bidang yang berperan adalah kesehatan. Seperti diketahui, perkembangan ilmu dan teknologi sangat pesat termasuk ilmu dan teknologi kedokteran. Keadaan ini berdampak pada pelayanan kesehatan, yang saat ini sangatlah kompleks dan lebih efektif. Namun apabila pemberi pelayanan kurang hati-hati dapat berpotensi terjadinya kesalahan pelayanan. “Dalam hal ini, kita terus berupaya melalui berbagai program nyata seperti saat ini Pemprov. Sumsel membantu pengembangan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya,” jelasnya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI