Hari ini, Senin (14/11) Menteri Kesehatan, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH memimpin upacara peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-47 yang ikut oleh para karyawan Kementerian Kesehatan di lapangan upacara Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta.
Peringatan HKN tahun ini merupakan momentum untuk meningkatkan pelaksanaan Gerakan Nasional Kebersihan Indonesia yang diamanatkan oleh Presiden, dengan tema “Indonesia Cinta Sehat”, dimaksudkan untuk mengajak seluruh komponen bangsa melakukan gerakan dan tindakan nyata dalam mencapai hidup bersih dan sehat. Tema ini mencerminkan bahwa Bangsa Indonesia mencintai kesehatan, mau dan mampu berperilaku sehat, menjaga lingkungan agar tetap sehat serta mengupayakan agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, dan merata. Indonesia Cinta Sehat juga cermin pelaksanaan amanat UUD 1945.
Dalam sambutannya Menkes menyampaikan, beberapa tahun terakhir ini, berkat pelaksanaan pembangunan kesehatan yang komprehensif dan berkesinambungan, ada kecenderungan peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan pencapaian sasaran Millenium Development Goals (MDGs). Seperti menurunnya angka kematian bayi, angka kematian ibu dan meningkatnya status gizi masyarakat dan meningkatnya angka harapan hidup waktu lahir. Capaian lain adalah menurunnya jumlah penderita Tuberkulosis atau TB di Indonesia, sehingga peringkat Indonesia sebagai negara ketiga dengan penderita TB terbanyak di dunia, turun menjadi peringkat kelima. Penderita Polio juga sudah tidak ditemukan lagi di Indonesia sepanjang lima tahun terakhir ini dan beberapa provinsi di Indonesia dinyatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah tereliminasi dari Tetanus Maternal dan Neonatal.
Menkes mengatakan, tahun 2011, Pemerintah memberikan imunisasi tambahan Campak pada lebih dari 11,9 juta anak dan Polio pada lebih dari 14,1 juta anak di berbagai provinsi untuk menyukseskan pencapaian Eradikasi Polio dan Eliminasi Campak. Dewasa ini, upaya untuk Eliminasi Malaria, Filariasis, dan Kusta juga sedang dilaksanakan secara intensif di seluruh Indonesia. Hingga bulan September 2011, telah diperiksa 868.552 sediaan darah untuk diagnosis Malaria dan seluruh penderita yang positif sebanyak 204.591 orang telah diobati.
Sementara itu upaya pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) dan upaya peningkatan cakupan air bersih dan sanitasi dasar juga makin gencar dilakukan dan makin diperluas cakupannya. Sepanjang tahun 2010-2011, secara kumulatif diharapkan 5500 desa di Indonesia akan mendapatkan sarana air bersih dan sanitasi dasar melalui Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat atau STBM. Dari jumlah tersebut, sampai dengan bulan September 2011, sebanyak 4898 desa telah mendapatkan sarana, kata Menkes.
Menkes melanjutkan, upaya pengendalian PTM seperti penyakit jantung, diabetes melitus (DM), kanker, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan strok, yang dilakukan melalui deteksi dan tindak lanjut dini faktor risikonya perlu ditingkatkan cakupannya. Saat ini sebagian besar penderita penyakit tidak menular tidak menyadari penyakitnya. Melalui kegiatan Posbindu PTM yang terintegrasi dengan berbagai kegiatan di masyarakat, faktor risiko PTM diharapkan dapat diketahui secara dini dan dapat segera diatasi.
“Berbagai program terobosan untuk meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang bermutu juga telah dilancarkan. Ditingkatkannya Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), dilancarkannya Program Jaminan Persalinan (Jampersal), dan dilaksanakannya Program Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk Puskesmas. Program Jamkesmas dimaksudkan agar masyarakat miskin dan tidak mampu memperoleh pelayanan kesehatan tanpa hambatan sosial ekonomi.; Jampersal, agar ibu hamil yang tidak mempunyai jaminan kesehatan memperoleh jaminan untuk pelayanan antenatal, persalinan, postnatal, dan KB pasca persalinan. Program ini diharapkan akan mempercepat penurunan angka kematian ibu, angka kematian anak, dan meningkatkan KB pasca persalinan. Sedangkan, program BOK dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional Puskesmas agar pelayanan kesehatan dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas, utamanya upaya promotif dan preventif”, ujar Menkes.
Peningkatan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang bermutu juga dilakukan dengan penambahan tempat tidur di Kelas III rumah sakit dan pemberian perhatian khusus pada Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan Terluar (DTPK). Antara lain dengan menyediakan biaya, tenaga kesehatan, obat dan alat kesehatan yang memadai, rumah sakit bergerak, flying health care, dan penempatan dokter dengan kewenangan khusus. Sedangkan, penanganan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK), dilakukan dengan program pendampingan dan penggerakan untuk akselerasi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Pada tahun 2011 ini juga dimulai upaya peningkatan pelayanan kesehatan di Klaster IV, pada masyarakat nelayan, lanjut Menkes.
Menkes menambahkan, dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang bersih dan sehat dengan derajat kesehatan, kualitas hidup, dan kesejahteraan yang setinggi-tingginya, diperlukan dukungan dan partisipasi aktif masyarakat, termasuk swasta atau dunia usaha. Dukungan seluruh lapisan masyarakat penting untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu. Di samping itu, pembangunan kesehatan juga memerlukan pengerahan sumber daya secara berkelanjutan. Baik yang bersumber dari pemerintah maupun masyarakat termasuk dunia usaha. Sebab, ada banyak tantangan yang harus disikapi dan diatasi dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan di tanah air yaitu, 1) wilayah negara kita yang luas, berbentuk kepulauan, yang lebih dari 17.000 pulau, 2) jumlah penduduk kita yang besar, menyebar tidak merata, dengan budaya dan bahasa yang beraneka ragam, serta 3) letak negara kita di lokasi yang rawan bencana.
Menkes berharap, upaya yang dilakukan masyarakat, organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarkaat melalui kegiata poromotif, preventif, kuratif dan rehabilitative terus ditingkatkan, dijaga, dan dipertahankan kesinambungannnya, agar masyarakat Indonesia makin mencintai kesehatan dan terwujud kemandirian dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Menkes berharap, rangkaian kegiatan HKN Ke-47 yang dilaksanakan di pusat dan daerah, hendaknya memaparkan lebih banyak kegiatan, dukungan, dan peran serta seluruh lapisan masyarakat, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha dalam pembangunan kesehatan. Langkah tersebut untuk mengungkapkan betapa kuat dan siapnya bangsa kita untuk mewujudkan visi Masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.
Menkes mengajak, untuk terus membangun Indonesia tercinta dengan mencintai kesehatan sebagai bagian dari hidup yang perlu dipelihara, dijaga dan ditingkatkan. Tak lupa Menkes menyampaikan apresiasi kepada semua pihak atas dukungan, kerjasama, dan peransertanya dalam pembangunan kesehatan dan pada penyelenggaraan peringatan HKN Ke-47 tahun 2011.
Pada tanggal 14 November 2011 ini Hari Kesehatan Nasional diperingati bersamaan dengan Hari Diabetes Sedunia (HDS), dan Menkes menghimbau agar seluruh jajaran kesehatan memperingati HDS tersebut dengan Gerakan Periksa Gula Darah Sewaktu (PGDS) di lingkungan kerja masing-masing, sebagai wujud kecintaan terhadap kesehatan diri sendiri dan mengajak masyarakat untuk memeriksa kadar gula darahnya.