Jum’at (9/12), Menteri Kesehatan RI diwakili oleh Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama Sp. P(K), MARS, DTM&H, DTCE menyerahkan aset program penyediaan air bersih (Pro Air) kepada Gubernur Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), di Kupang, NTT. Kegiatan tersebut dihadiri Anggota DPRD NTT, Duta Besar Republik Jerman, Bupati Sumba Barat, Sumba Timur, Sumba Barat Daya, Timor Tengah Selatan (TTS), Ende dan Alor yang diawali Deklarasi Stop Buang air besar Sembarangan (SBS) oleh masyarakat 9 Kelurahan di Kota Kupang.
Dalam sambutannya, Menkes mengimbau semua komponen unsur pemerintah, perguruan tinggi, lembaga sosial kemasyarakatan, organisasi keagamaan, mitra dan organisasi profesi untuk melakukan langkah-langkah konkrit dan dirasakan oleh masyarakat berkaitan dengan peningkatan kebersihan. Langkah-langkah yang perlu diambil mencakup 4 hal :
Kebersihan di kantor institusi kesehatan; meliputi seluruh kantor Kementerian Kesehatan dan Unit Pelaksana teknis (UPT), Kantor Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota serta Unit Pelaksana Teknis Daerah atau DUPTD;
Kebersihan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan; meliputi Rumah Sakit, Laboratorium, Apotik milik pemerintah, BUMN, Pemda, TNI/Polri, organisasi kemasyarakatan dan swasta;
Kebersihan di kawasan, meliputi pasar, sekolah, pelabuhan, kantin/sentra makanan jajanan, pondok pesantren/Mushola;
Perilaku Sehat; meliputi perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Stop Buang air besar Sembarangan (SBS).
Menkes berharap Aset Pro Air tersebut dapat dipelihara, dikelola dan diperluas pelayanannya sehingga dapat berkelanjutan. Pemerintah Kabupaten perlu mengalokasikan pembiayaan dalam APBD untuk penguatan kelembagaan pengelola sarana air minum, STBM serta pelaksanaan surveilans sarana air minum dan sanitasi.
Dalam kesempatan tersebut, Menkes mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Pemerintah Jerman, pihak KfW (Kreditanstalt fuer Wiederaufbau) dan GiZ (Gesellschaft fuer internationale Zusnmmenarbeit) yang telah membantu pemenuhan kebutuhan masyarakat. Apresiasi pun diberikan kepada Pemerintah Kabupaten dan masyarakat atas dukungan pendanaan melalui APBD dan kontribusi masyarakat serta penyediaan sumberdaya dalam pelaksanaan kegiatan ProAir.
Hasil kegiatan ProAir ini akan berdampak positif bagi kesehatan masyarakat, produktifitas warga, serta terbentuknya generasi muda NTT yang bersih, sehat, berkualitas dan produktif.
Selain itu, pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan terus memperluas dukungan pelaksanaan kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat atau STBM melalui kegiatan gizi dan sanitasi hibah Millenium Challenge Corporation atau MCC, perluasan dan keberlanjutan kegiatan ProAir serta dukungan mitra terkait seperti Plan Internasional dan Unicef.
Hal ini menunjukkan betapa besarnya perhatian dan dukungan pemerintah dalam pembangunan sektor air minum dan sanitasi di NTT.