Makkah, 27 Agustus 2017
Anggota tim asistensi penyelenggara kesehatan haji Indonesia, Dr. dr. Muchtaruddin Mansyur, Sp.OK dan dr. Lily S. Setiyowati, MM, 26 Agustus 2017 mengunjungi sektor 6 dan 7 Daerah Kerja Makkah. Keduanya melihat dan memberi masukan langsung secara operasional kepada petugas kesehatan di lapangan tentang penyelenggaraan kesehatan haji.
“Saya titip saja, jemaah risiko tinggi jangan dilepas tanpa pendamping. Kasihan jemaahnya, kalau tidak ada pendamping”, pesan dr. Muchtaruddin. “Lakukan klasifikasi jemaah berdasarkan risikonya dan kelompokkan untuk senantiasa mendapat pendampingan terutama ketika mobilisasi Arafah, Musdalifah, Mina dan kembali sampai thawaf ifadah,” lanjutnya.
Muchtaruddin mengingatkan pula untuk kloter yang baru datang. “Mereka belum memasuki masa aklimatisasi, penyesuaian dengan iklim, sebab itu jangan lengah. Karenanya TKHI segera lakukan reidentifikasi jemaah haji, termasuk jemaah haji yang akan disertakan safari wukuf”.
Pada kesempatan tersebut, dr. Chevie Wirawan, Sp.PD salah satu anggota Tim Gerak Cepat sektor 7, menyampaikan telah mengidentifikasi 17 pasien kandidat yang akan di safari wukuf. Sebagian besar dari kandidat tersebut pernah mendapat perawatan di KKHI Makkah dan KKHI Madinah.
Menurut dr. Muchtaruddin, sekalipun sudah mengusulkan daftar jemaah yang akan di safari wukufkan, harus diusahakan agar tidak sampai diperlukan safari wukuf melalui penanganan medis yang diperlukan. Sampai pada penentuannya berdasarkan pertimbangan medis yang mendasari seorang jemaah sakit layak safari wukuf.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH