Makkah, 27 Agustus 2017
Kasus meninggalnya jamaah haji LOP 05 dan jamaah haji LOP 08 menjadi pelajaran bagi semua. Jamaah haji Indonesia begitu sampai di Makkah banyak yang memaksakan diri, langsung ke Masjidil Haram, melaksanakan ibadah.
Sementara, keduanya dalam kondisi masih kelelahan dan tidak tahu arah untuk menyelesaikan umrah (tawaf, sai dan cukur). Akibatnya mereka terkena dehidrasi dan desorientasi. Kemudian mereka ditemukan meninggal di jalan raya.
Hal ini disampaikan salah satu anggota Tim Promotif dan Preventif, 27 Agustus 2017, di Makkah.
Kedua kasus tersebut di atas harus menjadi pelajaran kepada semua jemaah haji dan petugas, agar memperhatikan kondisi kesehatan diri dan jemaahnya. Apabila kondisi kesehatan tidak memungkinkan, jangan memaksakan diri melakukan ibadah yang akan menguras tenaga.
Menyikapi kondisi hal tersebut di atas, Kabid Kesehatan, PPHI Arab Saudi, dr. Etik Retno Wiyati, MARS mengingatkan kepada jemaah haji untuk tetap menjaga kesehatannya, dengan tidak melakukan aktifitas fisik berlebih, terutama yang berisiko tinggi (risti).
“Kami menganjurkan kepada jemaah haji, khususnya yang berisiko tinggi, lebih banyak melakukan ibadah di pondokan, untuk mempersiapkan ibadah wufuf yang hanya tinggal beberapa hari lagi”, kata dr. Etik.
Selanjutnya, Kabid Kesehatan juga mengingatkan jemaah haji pentingnya ketersediaan obat atas penyakit yang dideritanya. Sampaikan kepada dokter kloternya bila obatnya sudah habis, agar dokter kloter menyediakannya.
“Jemaah haji harus menjaga kesinambungan meminum obat, seperti yang telah dianjurkan dokter dan jangan sampai putus obat”, jelas Kabid.
Selain itu, kepada jemaah haji agar selalu menggunakan alat pelindung diri, ketika keluar dari pondokan untuk melaksanakan ibadah di Masjidil Harom, terutama menggunakan maskers dan membawa alat spray.
“Jemaah diingatkan menggunakan masker dan menggunakan alat spray. Selain untuk menyemprot wajah agar tidak terasa panas, juga dapat digunakan sebagai tempat minum. Sehingga dapat sesering mungkin minum untuk menghindari dehidrasi”, kata dr. Etik.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH