Semarang, 28 Agustus 2017
Dahulu, ada mitos mengatakan bahwa bahwa memiliki perut buncit sebagai tanda kemakmuran. Padahal kenyataannya, memiliki lingkar pinggang besar (perempuan > 80 cm dan pria > 90 cm) merupakan salah satu risiko penyakit tidak menular (PTM).
Fenomena saat ini, jumlah PTM menggeser penyakit menular di pelayanan kesehatan. Hal ini terjadi akibat perubahan pola hidup masyarakat yang tidak sehat, contohnya kurang aktivitas fisik atau kurang konsumsi buah dan sayur.
“PTM sebenarnya bisa dicegah dengan kebiasaan pola hidup sehat”, tutur Kepala Bagian Hubungan Media dan Lembaga Biro Komunikasi Kemenkes RI, Indra Rizon, SKM, M.Kes, pada pembukaan kegiatan Temu Blogger Kesehatan di Semarang, Senin pagi (28/8).
Permasalahan penyakit tidak menular harus diatasi sejak di hulunya. Menurut İndra, bila tidak diatasi, berapapun anggaran kesehatan akan tetap habis terserap untuk biaya penanggulangan PTM yang sangat besar.
“Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan upaya preventif dan promotif melalui GERMAS yang saat ini berfokus pada kegiatan perbanyak makan buah dan sayur, rajin aktifitas fisik, dan cek kesehatan secara berkala”, ujarnya.
Selaras dengan hal tersebut, Wakil ketua perhimpunan ahli penyakit dalam indonesia (PAPDİ), Dr. dr. Ari Fachrial Syam, Sp.PD, K-GEH, menekankan bahwa pencegahan PTM perlu dilakukan sedini mungkin. Fokusnya adalah jangan sampai muncul tanda atau gejala PTM.
“Kalau sudah muncul nyeri sendi, nyeri dada, dan gejala PTM lainnya, sudah terlambat sebenarnya. Sudah muncul tanda dan gejala itu artinya faktor risiko sudah berlangsung sejak lama”, tutur dr. Ari.
Pada kesempatan tersebut, dr. Ari juga menyatakan bahwa penyakit tidak menular seringkali muncul diam-diam, tanpa gejala, namun tetap menyimpan potensi bahaya yang luar biasa. Karena itulah, PTM dijuluki silent killer.
Untuk itu, kita harus peka terhadap apakah sebenarnya tubuh kita sudah memberikan sinyal sebelum termanifestasi berupa tanda atau gejala. Untuk menangkap sinyal tersebut, dapat dilakukan melalui cek kesehatan secara berkala.
“Rutinkan menimbang berat badan, ukur lingkar perut, cek tekanan dan gula darah”, imbuhnya.
Turut hadir pada kesempatan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dr. Widoyono, MPH, dan Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Tidak Menular Dinkes Prov Jawa Tengah, Arvian Nevi, SKM, DEA.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline (kode lokal) 1500-567,SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
Oscar Primadi