Madinah, 17 September 2017
Banyak jemaah risti yang tak lagi mempunyai selera makan dan minum. Mereka hanya ingin tidur dalam kamar, bahkan tak ada keinginan untuk aktifitas lainya, karena sudah merasa lelah dan lemah. Umumnya mereka ini sudah berusia lanjut. Hal ini harus ada perhatian khusus bagi TKHI dan para pendampingnya.
Karya bin Nuh (90) tahun tergolek lemah, di kamar 320 Hotel Al Majedi, Madinah. Badannya kurus, dengan infus pada tangan kirinya, karena susah makan. Sekalipun demikian, Dia masih mempunyai kesadaran penuh, mampu berkomunikasi dengan baik.
Ketika Tim Promotif dan Preventif (TPP), Prawito dan Lucy bersama dr. Yutta (dokter kloter) visitasi, setelah berkomunikasi dan berdialog, Karya masih mampu duduk dan menghabiskan segelas susu yang telah diseduh oleh teman sekamarnya.
Karya dari kloter JKS 63 ini tidak sendiri. Dia berangkat haji bersama istri tercinta, Daltiah Ain (72) tahun yang juga dalam keadaan lemah, banyak tidur dan tidak mau makan. Keduanya sama sama low intake, susah makan.
Ketika Tim kesehatan mendatangi Daltiah dan memberi motivasi, maka ada semangat makan dan minum, agar punya tenaga dan kekuatan untuk menjalani perjalanan pulang ke Tanah Air. Akhirnya, Daltiah berjanji akan menghabiskan segelas susu secara bertahap.
Selanjutnya, dr. Yutta dan tim akan fokus visitasi kepada jemaah risti yang sudah ditempatkan pada dua lantai hotel tersebut. Dirinya berada di lantai 3 dan 2 perawat berada di lantai 4.
“Pembagian tenaga kesehatan pada ke dua lantai ini untuk mendekatkan dan memudahkan pengontrolan jemaah risti pada setiap kamar dan lantai hotel”, kata dr. Yutta.
Kasus di atas, hampir selalu ada pada setiap kloter yang mendapat kesempatan visitasi, apalagi kloter yang ristinya lebih 70 %. Untuk kasus jemaah tidak mau makan ini, tim kesehatan telah menyiapkan ensure, makanan sejenis susu berkalori tinggi yang dapat diminum jemaah haji yang kesulitan makan. Sehingga secara cepat dapat memberi sumber tenaga jemaah risti
Selanjutnya, TKHI berkolaborasi dengan karu, karom dan ketua kloter memastikan setiap risti dalam pantauan kesehatan. Apabila ada jemaah yang tidak stabil kesehatannya segera merujuk ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) atau rumah sakit Arab Saudi (RSAS).
Menyikapi kondisi banyaknya jumlah jemaah risti pada gelombang kedua ini, Kasie Kesehatan PPIH Madinah, dr. Edi Supriyatna, MKK menyatakan semua petugas harus fokus pada pengendalian faktor risiko jemaah haji dengan melakukan upaya propaganda promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif pada jemaah risti, sehingga kesehatanya stabil hingga kepulangannya sampai ke Tanah Air.
“Apapun hasilnya, bagi petugas dan pendamping harus melakukan aksi secara nyata yang menyentuh langsung kepada jemaah risti yang ada pada setiap kamar hotel di Madinah ini”, katanya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Oscar Primadi, MPH