Surabaya, 13 Mei 2018
Tim kesehatan berupaya semaksimal mungkin untuk menangani korban. Rumah sakit semua siap. RS dr. Soetomo merawat pasien kritis, demikian pulan di RS lain. Untuk pasien yang akan dipindahkan tentu menunggu sampai kondisinya transportable (dapat dipindahkan).
Demikian penjelasan Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr.dr. Nila F. Moeloek, Sp.M (K) usai mengunjungi pasien korban bom yang dirawat di RS dr. Soetomo, Surabaya, Minggu malam (13/5). Menkes didampingi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dr. dr. Kohar Hari Santoso, Sp.An., KIC., KAP. mengunjungi korban ledakan bom bunuh diri di beberapa gereja di daerah Surabaya yang sedang dirawat di RS Bedah Manyar, RSUD Dr. Soetomo dan RSAL Surabaya.
Saat ditemui di RSUD Dr. Soetomo, Menkes Nila F. Moeloek menyatakan turut prihatin dan mengutuk perbuatan pelaku ledakan bom bunuh diri.
“Kami dari Kementerian Kesehatan RI turut prihatin dan mengutuk apa yang telah dilakukan oleh pelaku ledakan bom bunuh diri. Tidak seharusnya mereka melakukan hal itu,”ujarnya
Menkes Nila menegaskan bahwa seluruh biaya pengobatan korban ledakan bom bunuh diri akan ditanggung oleh negara. “Seperti yang telah dikatakan oleh Bapak Presiden, bahwa seluruh biaya pengobatan korban yang sedang dirawat di beberapa RS di Surabaya akan ditanggung oleh negara,” katanya.
Menkes mengatakan bahwa sampai saat ini total korban meninggal dunia sebanyak 13 orang, sedangkan korban luka-luka sebanyak 47 orang. Jumlah tersebut kemungkinan akan bertambah dikarenakan masih ada 3 korban yang masih kritis dengan luka bakar mencapai 99%.
“Untuk pasien yang kondisinya kritis dan tingkat kesulitannya tinggi saat ini sedang dirawat di RSUD Dr. Soetomo. Kami mengoptimalkan perawatan bagi seluruh korban, baik yang sedang di RSUD Soetomo maupun yang sedang dirawat di beberapa RS di Surabaya,” ujar Menkes Nila.
Ditemui di tempat yang sama Kadinkes Provinsi Jatim, dr. Kohar mengatakan bahwa saat ini yang paling penting adalah stabilisasi kondisi pasien. Selain itu kondisi kejiwaan korban juga perlu diperhatikan. Tenaga kesehatan, tenaga medis dan psikolog sudah dsiapkan untuk memulihkan kondisi korban.
Tim Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinkes Jawa Timur telah melakukan koordinasi lintas sektor. Fokus penanganan saat ini adalah pada fisik korban. Adapun prioritas penanganan kesehatan jiwa akan dilakukan pada korban dan keluarganya serta penanganan kondisi panik dan cemas warga sekitar Surabaya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (gi)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM