Lombok, 9 Agustus 2018
Mariana nampak pasrah saat diperiksa luka-luka di sebagian tubuhnya oleh salah seorang dokter dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr. Franky Rumondor. Rupanya Mariana tak hanya luka secara fisik, tapi ia mengalami trauma yang jika dibiarkan akan berbahaya bagi kesehatan mentalnya.
Anak Mariana yang baru 3 bulan telah meninggal dunia. dr. Frangky menceritakan kalau Mariana amat bersalah atas meninggalnya sang anak. Pasalnya, Mariana saat itu ada di lokasi kejadian dimana anaknya tertimpa reruntuhan dan tidak mampu menyelamatkannya.
Mariana menceritakan awalnya ia dan anaknya itu sedang tidur, kemudian gempa datang secara tiba-tiba yang sontak membangunkan Mariana dari tidurnya. Tak pikir panjang, sang anak langsung dibawa lari keluar kamar untuk menyelamatkan diri ke luar rumah.
Namun sayang, sebelum sampai ke dekat pintu, Mariana yang tengah menggendong anaknya itu terjatuh dan anaknya tertimpa reruntuhan tepat dihadapan Mariana.
“Saya jatuh dan anak saya juga jatuh tertimpa gempa (reruntuhan),” ucapnya sambil menangis.
Sebelumnya saat dr. Franky melakukan pemeriksaan kepada Mariana karena susah buang air besar selama 2 hari, ia curiga ada suatu hal yang menyebabkan Mariana seperti itu. Lantas ia melakukan pendekatan kepada Mariana untuk mengetahui apa yang dialaminya.
Akhirnya Mariana menceritakan musibah yang menimpa dirinya dan sang anak. dr. Frangky saat itu mencoba melakukan pengobatan holistik, yakni pengobatan yang dilakukan atas seluruh tubuh manusia.
Dalam hal ini, dr. Franky melakukannya dengan pendekatan kepada mental. Setelah ia mendengarkan cerita dari Mariana, ia segera memotivasi, dan terus mengajaknya bicara.
“Jangan sampai Mariana berlarut-larut karena musibah itu, karena ini tidak baik buat kesehatannya,” kata dr. Franky usai memeriksa Mariana di Posko Bencana, Kabupaten Lombok Utara, Rabu (8/8).
dr. Franky mengatakan Mariana dan mungkin pasien lainnya di sini tidak hanya terluka secara fisik, tapi mental juga terluka.
“Selain pengobatan fisik, motivasi perlu diberikan untuk membangkitkan semangat pasien, karena jika mereka dibiarkan dalam keadaan Trauma akan berbahaya,” tambah dr. Franky.
Karena itu, kehadiran dokter di sini diharapkan tidak hanya untuk mengobati fisik tapi juga memberikan motivasi. Ia berpesan kepada masyarakat agar tidak membiarkan tetangganya berlarut-larut atas musibah gempa bumi ini.
“Sering-sering menghibur dan saling memberikan motivasi, begitupun kepada tenaga kesehatan dan relawan. Tidak hanya mengobati fisik saja tapi mental pasien,” kata dr. Franky.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM