Makkah, 14 Agustus 2018
Haji adalah Arafah. Jemaah haji yang selesai wukuf, maka sesungguhnya ia telah berhaji. Bagi jemaah dengan risiko tinggi seperti penderita penyakit jantung, disarankan untuk membadalkan ibadah melempar jamarat. Hal ini untuk mengurangi perburukan pada jemaah itu sendiri.
Demikian disampaikan Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusup Singka. Eka menegaskan bahwa kelelahan menjadi pemicu utama perburukan jemaah dengan penyakit jantung.
Eka meminta, para pendamping, ketua regu dan ketua rombongan serta TKHI dapat memantau dan mengingatkan jemaah Risti ini untuk menjaga kondisi fisiknya.
Beberapa hari lagi semua jemaah haji dari seluruh dunia akan berkumpul di Arafah. Oleh karenanya jemaah haji Indonesia yang Risti harus benar-benar dipersiapkan dengan baik.
“Kontrol dua hari sekali ke dokter di masing-masing kloter, minum obat dan makan serta istirahat yang cukup agar badan tidak lemas. Ikuti saran dari petugas kesehatan. Bila ada keluhan segera temui dokternya,” tegas Eka.
Sampai dengan hari ke-28 (13/8) pelaksanaan kesehatan haji di Arab Saudi, sebanyak 465 kloter yang membawa 190.505 jemaah Indonesia telah memasuki Makkah. Dari jumlah tersebut sebanyak 127.377 orang (66,86%) di antaranya adalah jemaah Risti.
Data di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah menyebutkan 1.155 orang telah dirujuk ke KKHI dengan total jemaah yang dirawat mencapai 479 orang. Sementara jemaah yang masih dirawat inap di KKHI sampai Senin (13/8) berjumlah 167 orang dan di rawat di RSAS sebanyak 108 orang. Kelelahan menjadi pemicu utama para jemaah ini.
Sementara itu, jemaah wafat di Arab Saudi sebanyak 58 orang dengan rincian yaitu 24 jemaah meninggal di daerah kerja (Daker) Madinah, 33 orang di Daker Makkah dan 1 orang di Daker Bandara.
“Penyakit jantung masih menjadi penyebab kematian tertinggi pada jemaah haji kita, yaitu 33 kasus atau 56,89%. Kita harus benar-benar mengawasinya,” jelas Eka.
Menurut Eka, penyuluhan kesehatan di pondokan-pondokan jemaah saat ini telah melibatkan para dokter spesialis jantung, tidak hanya dilakukan oleh Tim Promotif Preventif seperti sebelumnya.
“Kami ingin jemaah haji Indonesia bisa melaksanakan ibadah dengan baik. Insyaa Allah menjadi haji sehat, haji mabrur dan kembali ke Tanah Air untuk bertemu keluarga,” tegasnya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(gi)
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat