Palu, 8 Oktober 2018
Bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di beberapa wilayah Sulawesi Tengah mengakibatkan masyarakat setempat mengonsumsi makanan apa adanya, termasuk anak-anak. Sangat disayangkan bila anak-anak itu mengonsumsi makanan yang tanpa diperhatikan gizinya, akibatnya mereka akan mudah terserang penyakit.
Maka, untuk mencegah hal tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melalui Direktorat Gizi Masyarakat membangun Dapur Gizi Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA). Dalam jangka 2 minggu ke depan, sebanyak 5 dapur gizi yang didirikan di pos pengungsian dengan jumlah pengungsi terbanyak di Kota Palu.
Ke depannya, dapur gizi itu dapat dibangun di seluruh pos pengunsian dan dapat diadopsi oleh tenaga kesehatan dari Dinkes provinsi maupun kabupaten. Kegiatan yang dilakukan di dapur gizi itu berupa memasak masakan untuk anak-anak dengan mengacu pada karbohidrat, nabati, hewani, sayuran dan buah-buahan.
Yang memasak nantinya adalah ibu-ibu. Sambil menyiapkan masakan untuk anak-anaknya, mereka diajarkan oleh tim gizi Kemenkes bagaimana caranya memasak makanan untuk anak-anak.
Untuk pasokan bahan makanan akan dibantu oleh NGO. Orangtua juga dalam hal ini ikut memberikan bantuan terkait peralatan yang nantinya akan digunakan.
Pasca bencana ini, yang dikhawatirkan soal gizi anak-anak adalah pada asupan gizinya. Jika makanan yang dikonsumsi anak-anak adalah sembarang makanan, akibatnya anak menjadi mudah sakit dan menjadi beban orangtua. Karena itu, keberadaan dapur gizi penting untuk menjaga gizi anak-anak.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected]. (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM