Dili, 18 Februari 2019
Sebagai negara tetangga yang paling dekat dan memiliki sejarah hubungan yang khusus, Indonesia akan selalu mendukung kesuksesan pembangunan di Timor Leste, termasuk pembangunan kesehatan. Hal tersebut ditegaskan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, dr. Anung Sugihantono, M.Kes, pada Pertemuan Pertama Joint Working Group on Health Cooperation yang diselenggarakan pada tanggal 18 Februari 2019 di Dili, Timor Leste.
Dirjen Anung menekankan bahwa Indonesia siap melaksanakan kerja sama konkrit lebih lanjut dengan Timor Lesta pada berbagai bidang kesehatan yang disepakati bersama, termasuk penanganan pencegahan dan pengendalian penyakit di perbatasan.
“Kedua negara sedang melakukan upaya eradikasi beberapa penyakit dan memiliki kepentingan untuk mendapatkan dukungan kerja sama dari negara-negara yang memiliki perbatasan langsung,” kata Anung.
Dalam Pembukaan Pertemuan, Wakil Menteri Kesehatan (Menteri Kesehatan ad interim) Timor Leste, dr. Elia dos Reis Amaral, mengapresiasi komitmen Kementerian Kesehatan RI dalam membantu meningkatkan kapasitas dan sistem kesehatan di Timor Leste.
“Sebagai negara yang baru berkembang, Timor Leste sangat membutuhkan dukungan dan bantuan dari negara terdekatnya, yaitu Indonesia,” kata Elia.
Sementara itu, Ketua Delegasi Timor Leste, Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Timor Leste, Dr. Odete da Silva Viegas, mengharapkan agar implementasi Memorandum of Understanding (MoU) Kerja Sama Bidang Kesehatan Indonesia dan Timor Leste yang ditandatangani kedua Menteri Kesehatan pada tanggal 24 Mei 2017 di Jenewa dapat terus ditingkatkan untuk mendukung pembangunan kesehatan kedua negara.
Pertemuan Pertama Joint Working Group on Health Cooperation Indonesia-Timor Leste telah menghasilkan dokumen penting berupa Plan of Action yang berisikan program-program kerja sama konkrit untuk mengimplementasikan MoU Kerja Sama Bidang Kesehatan RI-Timor Leste. Kedua negara sepakat untuk melaksanakan program kerjasama penanganan pencegahan dan pengendalian penyakit di perbatasan; peningkatan pengembangan sumber daya manusia kesehatan Timor Leste melalui 13 kegiatan pelatihan, 2 kunjungan studi banding dan 1 kegiatan magang, konsultasi online penanganan penyakit tidak menular; mobilisasi Emergency Medical Team; studi banding sistem surveilen produk kesehatan di bawah standard dan palsu; serta kerja sama sistem pelayanan rujukan tersier rumah sakit.Program-programini akan dilaksanakan pada tahun 2019 – 2020.
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Timor Leste, Dubes Sahat Sitorus menyambut baik kesepakatan Plan of Action dengan berbagai program kegiatan kerja sama yang konkrit dan diharapkan dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang disepakati. Dubes Sahat menegaskan bahwa upaya Kementerian Kesehatan RI ini akan menjadi investasi penting dalam memperkuat dan meningkatkan kerja sama bilateral Indonesia-Timor Leste di masa yang akan datang.
Penyelenggaraan Pertemuan Pertama Joint Working Group on Health Cooperation Indonesia-Timor Leste merupakan inisiatif Indonesia untuk mempercepat implemetasi konkrit MoU Kerja Sama Bidang Kesehatan RI-Timor Leste. Selanjutnya kedua negara sepakat untuk melanjutkan Pertemua Kedua pada tahun 2020 di Indonesia. Selain Pertemuan di atas, Kementerian Kesehatan RI juga mendorong penyelenggaraan Pertemuan Kedua Cross Border Initiative Collaboration Meeting (CBM) Indonesia-Timor Leste pada tanggal 19-20 Februari 2019 di Dili, Timor Leste, untuk membahas upaya kerja sama dalam pencegahan dan pengendalian penyakit menular di sepanjang wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email [email protected].(gi)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM