Tasikmalaya, 27 Maret 2019
Mitos “kalau belum kena kudis, belum jadi santri” sudah menjadi tren di kalangan pesantren. Hal ini juga terjadi di Pesantren Cipasung, Tasikmalaya yang memilik 2.000 santri.
Menurut pengurus Pesantren Cipasung, KH. Ubaidillah Rukyah, M.Si, para orang tua banyak yang khawatir dengan keadaan anaknya yang mengalami kudis. Pihak pesantren juga menganjurkan para santri melakukan perilaku hidup sehat
Kudis atau bahasa medisnya scabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh serangga/kutu. Biasanya akan menimbulkan rasa gatal pada kulit.
“Tolong jangan ada lagi santri yang mengidap kudis, karena para santri ini merupakan generasi penerus bangsa. Jadi harus sehat dan cantik,” kata Menkes Nila Moeleok dalam kunjungannya ke Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat (27/3), bertepatan dengan puncak peringatan Hari Tuberculosis Sedunia.
Ketika terkena kudis segara kunjungi Pusat Kesehatan Pesantren (Puskestren) untuk diobati. Selain itu peran serta pihak pesantren untuk mengawasi kebersihan santri dan edukasi perilaku hidup sehat secara berkala dari pemerintah daerah juga diperlukan agar para santri terbebas dari kudis (scabies).
“Kebersihan adalah sebagian dari iman, maka dari itu para santri harus selalu menjaga kebersihan diri sendiri dan lingkungan pesantren, terutama di kamar asrama dan kamar mandi,” pesan Menkes.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(Aci)
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM