Madinah, 10 Juli 2019
Sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di kelompok terbang, Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) sangat diandalkan pemerintah untuk melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan kepada setiap jemaah haji yang ada di kloternya. Untuk itu dibutuhkan TKHI andal yang tidak hanya memiliki kompetensi di bidang medis, akan tetapi yang tidak kalah pentingnya juga penguasaan hal-hal di luar teknis kesehatan.
Kementerian Kesehatan melalui Pusat Kesehatan Haji mengumpulkan sejumlah TKHI yang kloternya sudah tiba di Arab Saudi untuk memperkenalkan sistem kerja bidang kesehatan yang ada di Arab Saudi khususnya daerah kerja Madinah. Di samping itu, para TKHI juga diberikan pembekalan singkat untuk menyegarkan kembali hal teknis dan non teknis.
“Jadi hari ini kita kumpulkan TKHI yang sudah berada di Madinah untuk briefing mengenalkan tentang sistem, menguatkan aspek promotif preventif, dan merefresh tim yang ada di KKHI dan sedikit memberi semangat kepada mereka untuk tetap optimis selama bertugas dan berusaha sebaik mungkin melayani jemaah haji,” terang dr. Indro Murwoko, Kepala Bidang Kesehatan Arab Saudi, ketika ditemui usai memberikan arahan kepada TKHI pada Selasa (9/7) di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah.
Secara umum tantangan yang dihadapi para TKHI ada dua macam yakni masalah teknis dan non teknis. Untuk permasalahan teknis medis dirasa sudah memiliki kapasitas yang kuat. Meski demikian, para TKHI tetap diberikan materi dari dokter-dokter spesialis yang ada di KKHI Madinah untuk penyegaran.
Sedangkan untuk hal non teknis, TKHI ditekankan agar memiliki kemampuan komunikasi efektif. Komunikasi kepada jemaah dan petugas kloter lainnya seperti ketua kloter, ketua rombongan, atau pembimbing ibadah, menjadi salah satu ketrampilan yang juga harus dimiliki. Hal ini yang perlu sering diingatkan tentang bagaimana membangun komunikasi dalam komunitasnya di kloter.
Kepala Seksi Kesehatan Daker Madinah, dr. Edi Supriatna, MKKK, mengatakan komunikasi dan koordinasi juga perlu dijalin baik dengan petugas kesehatan haji non kloter atau Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). PPIH bidang kesehatan terdiri dari Tim Gerak Cepat (TGC) dan Tim Promotif Preventif (TPP) yang bergerak di lapangan dan Tim Kuratif Rehabilitatif (TKR) yang bertugas di KKHI.
“Di sektor, TKHI ditemani TGC yang mobile ke pondokan-pondokan untuk respons emergensi. TKHI harus punya kontak TGC dan ambulans. Di lapangan ditemani juga TPP untuk penyuluhan,” jelas Edi.
Kabid Kesehatan berpesan supaya para TKHI mengupayakan segala daya upaya yang dimiliki untuk melayani jemaah. Upaya maksimal pada sisi promotif dan preventif menjadi titik fokus untuk meminimalkan upaya kuratif di fasilitas kesehatan. Tak lupa Indro juga berpesan kepada TKHI agar tetap menjaga kesehatannya serta selalu memohon pertolongan kepada sang maha kuasa.
“Kita petugas harus sehat karena kita harus menolong banyak orang. Tetap tenang, laksanakan tugas,” pungkasnya.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (AM)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM.