Jakarta, 5 Desember 2019
Kementerian Kesehatan RI bersama Komunitas Relawan Emergency Kesehatan Indonesia (KREKI) gelar Hari Relawan Sedunia ke-34 di gedung Kemenkes RI, Kamis (5/11).
Sekretaris Jenderal Kemenkes drg. Oscar Primadi, MPH meminta kepada pemerintah terutama di bidang kesehatan untuk tidak menyulitkan para relawan dalam melakukan pertolongan.
“Peran pemerintah sebagai katalisator, kita akan menghimpun, mendata, dan memberikan guidance bersama agar para relawan memiliki kemampuan yang baik. Namun pesan saya jangan sampai menyulitkan relawan dalam melakukan pertolongan,” kata Sekjen Oscar, Kamis (5/11).
Terkait kegawatdaruratan, telah dibentuk Permenkes nomor 19 tahun 2016 tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Penyelenggaraan SPGDT terdiri atas sistem komunikasi gawat darurat, sistem penanganan korban gawat darurat, dan sistem transportasi gawat darurat.
“Kita sudah mengenal SPGDT yang mana sudah jadi bagian upaya kita dalam meningkatkan mutu dan pertolongan pertama gawat darurat,” katanya.
Ketua KREKI Dr. dr. Supriyantoro Sp. P MARS mengatakan Hari Relawan menjadi salah satu pilar para relawan di Indonesia. Sudah banyak bahkan lebih dari 1000 komunitas relawan yang masing-masing berjalan sendiri.
“Banyak hal yang bisa didedikasikan, KREKI lebih fokus ke emergency kesehatan, setiap terjadi sesuatu siapapun dia adalah relawan,” kata dr. Supriyantoro.
Sekjen Oscar menambahkan jika komunitas relawan itu terhimpun, ia meyakini akan memberikan dampak positif lebih besar.
“Pemerintah selalu siap berkolaborasi bersama dalam menciptakan safe comunity dalam menanggulangi kegawatdaruratan,” kata Oscar.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(D2)
Kepala Biro Komunikasi dan
Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM