Jakarta, 21 September 2020
Secara umum kasus terkonfirmasi COVID-19 trennya kian meningkat, tapi angka kematiannya menurun. Hal ini berdasarkan data per tanggal 21 September 2020 bahwa kasus positif bertambah 4.176 totalnya menjadi 248.852. Penambahan tersebut didapatkan dari pemeriksaan spesimen sebanyak 27.525 24.825 orang yang diduga terpapar COVID-19.
Kasus COVID-19 di Indonesia tersebar di 494 Kabupaten/Kota di 34 provinsi. Adapun jumlah penambahan kasus tertinggi hari ini yakni di tiga provinsi diantaranya DKI Jakarta (1352), Jawa Barat (680), dan Jawa Timur (368). Kemudian Provinsi dengan tidak ada penambahan kasus hari ini yaitu Bengkulu, Jambi, dan Nusa Tengara Timur.
Sementara itu, kasus meninggal juga meningkat sebanyak 124 orang, sehingga jumlahnya menjadi 9.677 kasus (CFR 3,89%).
“Angka kematian ini mengalami penurunan dibandingkan angka kematian satu minggu sebelumnya (3,99%). Dibandingkan dengan kasus global, angka kematian di Indonesia masih lebih tinggi 0,79%,” kata Staf Khusus Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Sumber Daya Manusia Kesehatan dr. Mariya Mubarika di Kementerian Kesehatan pada Senin (21/9).
Mariya menjabarkan total ada 1137 klaster penyebaran COVID-19 di Indonesia. Yang terbaru, terjadi penambahan 7 kluster dengan dominasi kluster keluarga diantaranya Anak Buah Kapal (ABK) Kuaro Paser, Kampung Kostarea Kecamatan Sukawening, Perum Cempaka Indah, Kecamatan Karangpawitan, Kelompok Warga, Pademangan Tangerang Selatan, Pasar Rejowinangun Magelang, Kelompok Warga Desa Pacul Kecamatan Talang, Tegal.
Peningkatan juga terjadi pada pasien sembuh, yang mana bertambah 3.470, akumulasinya menjadi 180.797 kasus (Recovery Rate 72,65%). Angka kesembuhan COVID-19 ini mengalami peningkatan dibanding hari sebelumnya (72,47%) dan satu minggu sebelumnya (71,51%).
Kendati terjadi tren peningkatan kasus sembuh, Mariya mengimbau masyarakat untuk terus waspada dengan melakukan upaya-upaya pencegahan seperti tetap tinggal di rumah jika tidak ada kepentingan mendesak, selalu pakai masker, jaga jarak aman, cuci tangan pakai sabun, serta selalu patuh terhadap peraturan pemerintah.
Masalah lain yang menyebabkan kematian tinggi karena telatnya datang ke faskes, terutama pada kelompok rentan. Laporan dari dokter dokter di RS bahwa banyak kelompok rentan dengan kencing manis, darah tinggi, kegemukan, penderita HIV, atau gangguan imunitas lain berhasil diselamatkan. tetapi jika datang sudah telat maka masalah lebih rumit berlipat lipat dan menyebabkan kematian. Masyarakat belum bisa memahami gejala COVID-19 dengan baik, belum bisa memahami gejala ringan dan berat. COVID-19 adalah penyakit baru semua harus mau belajar agar bisa selamat, berhasil memahami COVID-19 dengan benar adalah kunci yang utama agar bisa selamat.
“Saat ini proses penularan masih terjadi ditengah masyarakat, untuk itu jangan lengah kita harus tetap waspada dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Ini mutlak harus kita lakukan agar tetap aman dan sehat,” tuturnya.
Hotline Virus Corona 119 ext 9. Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id (MF)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM