Jakarta, 22 September 2020
Berbagai upaya diperlukan untuk mengatasi pandemi COVID-19. Termasuk kemampuan diplomasi global dalam menjalin kerjasama antar negara.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI drg. Oscar Primadi, MPH mengatakan pada situasi pandemi COVID-19 ini diplomasi kesehatan global semakin diperlukan untuk unifikasi respon global menghadapi tantangan dunia kesehatan di dunia tanpa batas.
“Perlu ditekankan bahwa kerjasama dan diplomasi harus dipupuk sedari dini antar negara,” kata drg. Oscar.
Kebijakan kesehatan global yang dihasilkan dari berbagai upaya diplomasi, lanjut Oscar, berdampak langsung terhadap Kementerian Kesehatan, dimana kerja sama dengan dunia internasional merupakan salah satu pilar untuk mendukung pembangunan kesehatan nasional.
Posisi Indonesia yang saat ini telah menjadi bagian dari kelompok negara dengan tingkat ekonomi menengah ke atas telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu kekuatan politik dunia. Dalam mendukung peranan Indonesia ini, khususnya di sektor kesehatan, maka diplomasi kesehatan Indonesia di tingkat global perlu terus diperkuat.
Biro Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan WHO Indonesia, Global Health Initiative Indonesia (GHII) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, dan Duke Kunshan University telah melaksanakan Pelatihan Diplomasi Kesehatan Global pada hari Sabtu, 19 September 2020 dan akan berlangsung sampai hari Sabtu, 10 Oktober 2020.
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Dr. dr. Sabarinah Prasetyo, MSc, berharap agar pelatihan ini dapat dilakukan secara rutin dan dapat melibatkan perwakilan pemerintah daerah.
Kepala Perwakilan WHO di Indonesia, Dr Navaranatsamy Paranietharan, juga mengatakan pentingnya peningkatan kapasitas bagi pejabat Kementerian Kesehatan sebagai ‘Diplomat Kesehatan’ untuk melakukan diplomasi kesehatan global, khususnya di era tanpa batas ini.
Pelaksana Tugas Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri Pretty Multihartina, PhD mengatakan di era pandemi ini diperlukan kreatifitas dan upaya yang lebih besar agar pelatihan ini dapat terlaksana. Untuk itu, Pelatihan Diplomasi Kesehatan Global kali ini dilakukan secara hybrid dengan menggunakan metode virtual synchronous dan asynchronous.
Melalui penggunaan metode tersebut, 30 orang peserta dengan latar belakang yang berbeda-beda yang berasal dari berbagai satuan kerja dan unit pelaksana teknis (UPT) Kementerian Kesehatan diharapkan dapat menambah pengetahuan berupa konsep dan skill yang diperlukan dalam merepresentasikan Indonesia di kancah internasional.
Selain itu pelatihan ini juga didukung oleh berbagai narasumber dengan keahlian dan pengalaman yang mendalam di dunia diplomasi global, seperti Dr. Viroj Thangcharonsathien dari Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand, Dr. Pem Namgyal dan Dr Sharat Chauhan dari WHO SEARO, Duta Besar Sunu Soemarno dari Kementerian Luar Negeri, Profesor Kenneth Rogerson dari Duke University, serta dr. Achmad Yurianto dan Pretty Multihartina dari Kementerian Kesehatan.
Hotline Virus Corona 119 ext 9. Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id (D2)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM