Sidoarjo, 1 Oktober 2020
“Puskesmas itu hebat, dialah yang terdepan dan terdekat dengan masyarakat, akan tetapi perlu adanya penguatan kapasitas maupun dukungan dari pemerintah pusat dan daerah dengan memberikan apa saja yang diperlukan tenaga kesehatan di puskesmas dalam mengatasi pandemi COVID-19” ungkap M. Subuh.
Kementerian Kesehatan melalui Tim Taskforce kembali melakukan peninjauan kepada Provinisi yang memiliki angka positif COVID-19 yang tinggi. Salah satu Provinsi yang menjadi tujuan peninjauan adalah Provinsi Jawa Timur.
Dengan diwakili oleh Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Kesehatan Kementerian Kesehatan, dr. H. M. Subuh, MPPM, selaku ketua Tim Taskforce Provinsi Jawa Timur. Pemerintah pusat melakukan upaya-upaya untuk menekan angka kematian akibat COVID-19, salah satunya dengan memperkuat pelayanan dasar.
Kabupaten Sidoarjo kembali menjadi lokasi kunjungan Tim Taskforce pada (01/10).
Bertempat di dinas kesehatan Kabupaten Sidoarjo, Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Kesehatan Kementerian Kesehatan, dr. H. M. Subuh, MPPM, menyempaikan beberapa poin penting arahan Presiden RI dalam menangani COVID-19 yakni penurunan angka penularan, penaikan angka kesembuhan dan penurunan angka kematian.
Dalam kesempatan ini juga M. Subuh menyampaikan bahwa layanan primer di puskesmas adalah garda terdepan dalam penanggulangan COVID-19.
“Puskemas merupakan garda terdepan dalam mengatasi pandemi, salah satunya adalah dengan melakukan tracing.” Ungkap M Subuh.
“Dalam melakukan tracing ada 3 hal yg perlu kita perhatikan, pertama yaitu Early Warning System atau sistem peringatan dini, dimana kita harus mengedukasi masyarakat, bila terjadi gejala maka masyarakat harus merapat ke puskesmas. Kemudian yang kedua adalah Early Detection atau deteksi dini, setelah masyarakat yang merasakan gejala berhasil merapat ke puskemas, kita melakukan pemeriksa suhu dengan alat pengukur suhu, kemudian kita gunakan Pulse Oximeter untuk mengukur saturasi oksigen dalam sel darah merah dan detak jantung, Oximeter ini perlu disiapkan minimal tiap puskesmas memiliki 10 Pulse Oximeter. Dan yang ketiga adalah Early Diagnostics atau diagnosa dini, hal ini bisa dilakukan dengan memberikan pelatihan kepada tenaga kesehatan dengan bekerjasama dengan BBTKLPP.” Lanjut M. Subuh
Kadinkes Kabupaten Sidoarjo, drg. Syaf Satriawarman menyambut baik masukan dan saran tersebut.
“Saya tertarik dengan kembali memberikan pembelajaran kepada teman-teman tenaga kesehatan di puskesmas, hal ini akan kita diskusikan lagi dan mungkin akan membuat pertemuan dengan teman-teman di puskesmas.” Ungkap Syaf.
“Untuk saat ini seluruh puskesmas sudah bisa melakukan swab secara mandiri dan sudah memiliki tim untuk melakukan swab pemeriksaan PCR, dengan tim tracing rata-rata ada 8 orang, jadi cukup kuat di puskesmas. Dan Insya Allah seluruh kabupaten sidoarjo untuk APD akan selalu kami suplai, bahkan kalau desa butuh APD langsung kami serahkan terutama untuk pemakanan.” Lanjut Syaf.
Dalam kesempatan ini juga diserahkan bantuan dari Kementerian Kesehatan kepada Kabupaten Sidoarjo berupa :
•Coolbox sejumlah 2 buah
•Ice Gell sejumlah 12 pack
•Bulletin Master PIE sejumlah 16 buah
•Thermometer Stainless sejumlah 2 buah
•Handscoen sejumlah 10 buah
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id (BIM)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
drg. Widyawati, MKM