Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan stroke merupakan penyebab kematian utama di Indonesia. Berdirinya Rumah Sakit Stroke Nasional (RSSN) di Bukittinggi (RSSN) diharapkan dapat menjadi pusat rujukan di bidang keilmuan, terutama dalam hal penanganan stroke, serta mampu menyebarkan ilmu ke kalangan kesehatan baik di Indonesia.
Demikian pernyataan Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL), Kemenkes, Prof dr Tjandra Yoga Aditama saat meninjau RSSN di Bukittinggi (18/4/12).
Pada kesempatan tersebut, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama menyatakan, sebagai salah satu rumah sakit vertikal di bawah Kementerian Kesehatan, RSSN harus mampu memberi Pelayanan Prima bagi pasien dan masyarakat yang berkunjung.
“Tujuan utama rumah sakit adalah untuk memberi pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkannya,” ujar Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama.
Menurut Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, RSSN dapat mengadakan kegiatan “keluar dinding RS” sesuai prinsip hospital without wall.
“Kegiatan ini baik dalam bentuk keilmuan untuk membantu kalangan kesehatan disekitar RS, tapi juga dalam bentuk pelayanan bagi masyarakat di lapangan”, jelas Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama.
Selain itu, kepada jajaran Direksi dan staf RSSN, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama menyatakan, sebagai unit pelaksana teknis (UPT) Kemenkes RI, maka RSSN harus terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah setempat, baik Dinas Kesehatan maupun juga Pimpinan Daerah.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021) 52907416-9, faksimili: (021) 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC):