Hingga (28/10) Kementerian kesehatan telah memberi bantuan kepada korban bencana Tsunami Mentawai, berupa dana operasional Rp 100 juta, 3 ton obat-obatan, 10 ton makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) untuk Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat dan Dinas Kesehatan Kab. Mentawai. Selain itu, Kemenkes juga mengirimkan 12 orang tim kesehatan dari PPK Sub Regional Sumatera Barat terdiri dari 1 dokter bedah, 2 residen bedah, 1 dokter anestesi, 1 perawat anestesi, 2 perawat gawat darurat, 1 dokter umum, 1 petugas gizi, 1 petugas surveilnas dan 2 petugas logistik. Bantuan lainnya berupa 3 box NaCl, 5 paket bidan kit, 2 kotak masker, 3 kotak handscoen, 500 kantong mayat, serta obat-obatan terdiri dari obat anestesi, analgetik, antipiretik, vitamin, infus, baby kit, bahan habis pakai dan lain-lain.
Sementara itu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit di Sumatera Barat juga mengirimkan 22 orang tenaga kesehatan dengan rincian: 5 orang dokter umum, 1 orang dokter ahli Orthopedi, 11 orang perawat, 2 orang surveilans, 1 orang logistik dan 1 orang sanitarian.
Rencananya hari ini (29/10) akan dikirim bantuan, antara lain 5 unit Alat Penyemprot, 5 set Baju Fogging, 3 unit Fogging Fog, 50 buah Kelambu, 40 liter Solar. Selain itu, Dinkes Prov. Sumatera Barat dan KKP Padang akan mengirim 12 orang tenaga kesehatan untuk kegiatan pelaksanaan surveilans dan penyehatan lingkungan.
Berdasarkan pantauan PPK dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kep. Mentawai dan PPK Sub Regional Sumatera Barat sampai dengan 28 Oktober 2010, pukul. 19.00 WIB jumlah pengungsi akibat bencana Tsunami Mentawai mencapai 520 Kepala Keluarga/KK. Korban hilang 334 orang. Korban luka berat 264 orang, diantaranya 40 orang di Puskesmas dan 224 di Pos Kesehatan. Korban luka ringan 140 orang. Korban meninggal 337 orang dan korban hilang 334 orang
Upaya yang telah dilakukan untuk menolong para korban ialah mengevakuasi korban, pelayanan kesehatan, melakukan pemantauan di lokasi bencana, mempersiapkan tempat pengungsian, mengaktifkan Pos Kesehatan 24 jam di lokasi pengungsian serta menyiagakan Puskesmas di luar daerah rawan.