Tema Hari Kesehatan Nasional ke-48, “Indonesia Cinta Sehat” merupakan refleksi dari sikap dan perilaku setiap insan Indonesia yang menjadikan kesehatan sebagai dasar tindakan dan motivasi dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan Sub-tema “Ibu Selamat Anak Sehat” dipilih karena merupakan sasaran prioritas pembangunan kesehatan.
Demikian disampaikan Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, saat menjadi Inspektur Upacara peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-48 tahun 2012 yang bertema “Indonesia Cinta Sehat” dengan sub-tema “Ibu Selamat Anak Sehat”. Upacara tersebut diikuti oleh para pegawai Kementerian Kesehatan RI di halaman Kantor Kemenkes Kesehatan RI di Jakarta, Senin pagi (12/11).
“Tahun ini, kita berada di tengah periode pembangunan lima tahun (2010-2014). Karena itu, kita perlu mengevaluasi capaian sasaran pembangunan kesehatan”, ujar Menkes.
Menurut Menkes, dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan telah meningkat secara bermakna, dari 61,4% (2007) menjadi 87,4% (2011). Cakupan imunisasi campak juga meningkat dari 67% (2007) menjadi 93,3% (2011). Di samping itu, meskipun status gizi masyarakat juga menunjukkan perbaikan, Menkes mengharapkan bahwa status Gizi Kurang pada Balita sebesar 17.9% (2010) diharapkan turun menjadi 15% (2015).
“Berkat upaya masyarakat, ibu-ibu kader, bersama petugas kesehatan di Puskesmas, saat ini laporan menunjukkan bahwa 71% balita mengunjungi Posyandu setiap bulan. Ini berarti sekitar 14 juta balita memanfaatkan Posyandu”, kata Menkes.
Dalam sambutannya, Menkes mengingatkan bahwa Selain berbagai kemajuan dalam pembangunan kesehatan, kita juga tengah menghadapi tantangan baru, yaitu meningkatnya penyakit tidak menular (PTM) dan penyakit yang disebabkan karena perubahan life style. Data Riskesdas 2010 menunjukkan 59% kematian di Indonesia disebabkan penyakit tidak menular, yang membutuhkan biaya pengobatan yang sangat besar seperti stroke, kanker, diabetes, gagal ginjal, penyakit jantung, dan AIDS.
“Sebenarnya, penyakit-penyakit tersebut dapat dicegah dengan gaya hidup sehat, antara lain pola makan dengan gizi seimbang, mengendalikan stres, olah raga secara teratur, tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol, dan berperilaku seksual yang bertanggung jawab”, jelas Menkes.
Menkes menambahkan, pemerintah terus berupaya meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu dan menitik-beratkan upaya promotif-preventif dengan tetap memperhatikan upaya kuratif-rehabilitatif.
“Untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan, jangkauan program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) diperluas. Sedangkan pelayanan kesehatan ibu dan anak diperkuat dengan Program Jaminan Persalinan (Jampersal)”, tambah Menkes.
Sejak tahun 2011, Pemerintah juga telah menyediakan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang berkisar antara Rp 75 juta sampai Rp 250 juta per Puskesmas per tahun.
“Dana BOK dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional Puskesmas, termasuk diantaranya pembinaan Posyandu dan Posbindu, percepatan penurunan angka kematian ibu dan anak, pemulihan gizi kurang dan gizi buruk di masyarakat”, tandas Menkes.
Pencapaian derajat kesehatan masyarakat ditandai dengan menurunnya angka kematian bayi (AKB), menurunya Angka Kematian Ibu (AKI) dan menurunnya prevalensi gizi kurang dan gizi buruk, serta meningkatnya umur harapan hidup (UHH). Di Indonesia, data menyatakan (SDKI,2007) AKB telah menurun dari 35 per 1.000 kelahiran hidup (2004) menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup (2007). Sementara AKI menurun dari 307 per 100.000 kelahiran hidup (2004) menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup (2007). Sementara target yang harus dicapai sesuai kesepakatan Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015, yaitu AKB adalah 24 per 1000 kelahiran, dan AKI adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup.
Peringatan HKN ke-48 dioptimalkan sebagai momentum untuk meningkatkan semangat, kepedulian, serta memantapkan kerjasama seluruh pihak untuk berjuang dalam mempercepat target MDGs 2015.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: (021) 52907416-9, faksimili: (021) 52921669, Pusat Tanggap Respon Cepat (PTRC): <kode lokal> 500-567 dan 081281562620 (sms), atau e-mail kontak@depkes.go.id.