Kamis pagi (4/7), Presiden RI, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu Ani Yudhoyono, didampingi oleh Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, Direktur Utama RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), DR. Dr. C. Heriawan Soejono, Sp.PD, KGer, M.Epid, dan Gubernur DKI Jakarta, Ir. H. Joko Widodo, meresmikan Unit Pelayanan Terpadu Kesehatan (UPTK) Mata RSCM Kirana.
Dalam sambutannya, Presiden menyadari bahwa angka kebutaan di tanah air masih cukup tinggi. Penyebab kebutaan di tanah air, lebih banyak disebabkan oleh penyakit katarak yang diikuti oleh berbagai sebab lain. Kebutaan akibat penyakit katarak ini, setiap tahunnya cenderung meningkat.
Peningkatan risiko kebutaan salah satunya disebabkan oleh adanya backlog katarak atau keterbatasan kemampuan dalam menjangkau pelayanan operasi katarak. Keterbatasan itu, meliputi diantaranya ketersediaan jumlah spesialis penyakit mata yang masih kurang, serta sering terlambatnya penduduk untuk pergi berobat ke puskesmas maupun institusi kesehatan yang lain.
Di penghujung acara, Presiden juga Menkes RI memberikan dukungan dan semangat bagi seluruh jajaran pimpinan dan staf, serta secara khusus bagi UPTK Mata RSCM Kirana untuk dapat mencapai visi menjadi menjadi pusat Oftamologi terbaik di Indonesia sekaligus salah satu layanan kesehatan mata terbaik di Asia Pasifik pada tahun 2014 mendatang.
“Pastikan pencapaian visi tersebut dengan terus meningkatkan kualitas dan memperluas akses pelayanan penanganan penyakit mata bagi warga bangsa khususnya masyarakat miskin; dengan peningkatan sosialisasi penyakit mata di kalangan masyarakat, utamanya kaitan antara penyakit itu dengan pola hidup sehat, dengan pencegahan polusi melalui kegiatan pelestarian lingkungan hidup dan dengan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang bergizi”, tandas Presiden SBY.
RSCM Kirana merupakan suatu Center of Excellence yang didalamnya terdapat Pelayanan Kilnis Mutakhir, Pendidikan dan Pelatihan, Riset Klinis Dasar dan Komprehensif, Rehabilitasi dan Optimalisasi Penglihatan, serta Pengembangan Produk dan Kebijakan Komunitas, serta upaya-upaya pencegahan kebutaan. RSCM Kirana terdiri dari 6 lantai. Terdapat 5 kamar bedah dengan 6 tempat tindakan bedah yang dilengkapi peralatan serta sistem monitor yang lengkap. Kamar bedah tersebut diberikan secara khusus kepada para pasien yang membutuhkan tindakan pembedahan. Kamar bedah RSCM Kirana memberikan pelayanan yang cepat, tepat, akurat dan yang terpenting mengutamakan keselamatan pasien. Bagi masyarakat yang menjalani rawat inap, RSCM Kirana menyediakan 21 tempat tidur di ruang perawatan yang terletak di lantai 4. Dengan rincian, 12 tempat tidur untuk kelas 3, 4 tempat tidur kelas 2, 2 tempat tidur anak, 1 tempat tidur isolasi, serta VIP dan VVIP masing-masing 1 tempat tidur.
“Bagi para pasien yang berasal dari kalangan tidak mampu, serta pemilik Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat), KJS (Kartu Jakarta Sehat), Jamkesda, GAKIN (Keluarga Miskin), tak perlu khawatir. Karena kamar bedah RSCM Kirana akan tetap melayani, tanpa membedakan dalam penggunaan alat bedah”, ujar Dirut RSCM.
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline <kode lokal> 500-567; SMS 081281562620, faksimili: (021) 52921669, website www.depkes.go.id dan alamat email kontak@depkes.go.id.