Pemerintah menanggung semua biaya operasi hingga pengobatan korban ledakan bom di Masjid Az Dzikra komplek Mapolresta Cirebon Kota, (15/4). Pemerintah akan membayar sesuai klaim yang diajukan rumah sakit, termasuk RS di Jakarta. Adapun sumber dananya berasal dari DIPA APBN yang dialokasikan untuk bencana alam.
Hal itu disampaikan Menkes dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH kepada para wartawan saat mengunjungi korban ledakan bom di RS Pelabuhan Cirebon (17/4). Dalam kunjungan yang didampingi dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS Dirjen Bina Upaya Kesehatan dan Mudjiharto, SKM,MM, Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan, Menkes secara simbolis menyerahkan bantuan biaya perawatan para korban yang diterima Direktur RS Pelabuhan Cirebon dr. Hadi Haryono.
Kunjungan Menkes kali ini untuk melihat perkembangan terkini kondisi kesehatan para pasien korban ledakan bom bunuh diri. Saat kejadian (15/4), Menkes telah mengutus Dirjen Bina Upaya Kesehatan dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS untuk melihat langsung dan memastikan para korban telah mendapatkan pelayanan di RS Pelabuhan dan RS Pertamina Cirebon.
Selama di Cerobon, Menkes menjenguk para korban yang dirawat di RS Pelabuhan sebanyak 10 orang, di RS Pertamina 1 orang dan RS Gunung Jati 1 orang. Bahkan setibanya di Jakarta, Menkes langsung menjenguk 1 korban yang dirujuk ke RS Pertamina Jakarta.
Akibat ledakan tersebut, 28 orang menderita luka, terdiri dari 2 orang sipil sisanya anggota Polri. Saat ini tinggal 14 orang yang masih menjalani rawat inap di lima RS yaitu 10 orang di RS Pelabuhan Cirebon, 1 orang di RS Pertamina Cirebon, 1 orang di RS Gunung Jati, 1 orang di RS Waled dan 1 orang dirujuk ke RS Pertamina Pusat Jakarta.